Mengenang Satu Tahun "Lautan Milo"

Post gw kali ini ngomongin hal yang sangat tidak asing bagi kalian, terutama yang tinggal di Jakarta... BANJIR.. Kebetulan juga hari ini masih ada sejumlah wilayah yang kebanjiran.. Kita doa-kan saja banjir cepet surut dan semua orang bisa beraktivitas dengan normal kembali (amin)..

Ngomong2 soal banjir, dan hari ini tanggal 17 Januari, gw ingin meng-ingatkan kembali soal banjir besar tahun lalu di Jakarta, tepatnya 17 Januari 2013.. Banjir 5 tahunan yang cukup parah, sampai2 Jakarta bener2 lumpuh TOTAL....

Oke mari kita mulai ceritanya...

Pengalaman Gw di Tanggal 17 Januari 2013...

Pas tanggal kejadian, gw bangun pagi sekitar jam 05.22-an. Di rumah gw (tanjung duren) emang uda ujan cukup berat.. Pagi-pagi uda dinginnya minta ampun.. Jam 6 gw berangkat ke sekolah gw di SMA St Theresia, Menteng. Dalam perjalanan ke sekolah, gw biasa lewat Univ. Esa Unggul, cuman pagi itu Esa Unggul banjir, otomatis gw ke sekolah lewat tol.

Beruntungnya gw sampe sekolah kagak telat, tapi uda jam 7-an kok pelajaran kagak mulai2. Temen2 gw juga belom pada dateng.. Gw merasa gak ada jam pelajaran.... -__-

Akhirnya memang bener gak ada pelajaran, murid dipulangin (meski ada yang uda pulang duluan hahaha).. Yang kasian kakak2 kelas gw, mereka dijadwalin try out UN, tapi dibatalin gara2 banjir...

Ok, gw akhirnya nunggu di jemput sama nyokap selama 2 jam di sekolah. Nyokap dateng, dan dia bilang: "Mobil parkir di GI.." (Eeee buset !).. Emang bener, di depan SD Theresia (Jl. Haji Agus Salim) banjir, mobil gak ada yang bisa lewat. Di depan SMA Theresia (Jl Gereja Theresia) juga banjir. Seakan tanggal 17 itu, sekolah gw terisolasi.. Akhirnya gw lewat SD Theresia, nerobos banjir, nembus bank, dan keluar2 bank (gw lupa bank-nya apa, kl gk salah CIMB), betapa kagetnya gw Jl. Jend. Sudirman tenggelem... Jalan protokol yang super sibuk di Jakarta seketika jadi "Lautan Milo".. Bunderan HI-GI-PI-EX tenggelem, termasuk UOB juga yang parkirannya ke-lelep :) Halte Busway lumpuh !

Di tengah banjir itu, ada yang unik.. Pegawai kantoran, terutama yang mbak2 keluar, maen air banjir, dan foto serta maen air layaknya anak bocah (This is the moment when adults are acting like a child - Timotius Makahanap) *Tim, gw pinjem quote lw ya*.. Tukang ojek pada ngumpul mao masuk tv, dan sempetnya2 gw liat di starbucks PI orang2 pada asik ngopi, termasuk ada bule nerobos banjir pake jas dan tetep rapi... Setelah sampe GI, gw pun bisa pulang, dan menikmati tidur siang yang tenang.....


ya ginilah kondisi kawasan HI tahun lalu
"Lautan Milo"

Soal Banjir Jakarta Tahun Lalu

Oke, mungkin bisa dibilang tahun lalu, banjirnya cukup heboh. Gimana enggak, pusat bisnis ibu kota bisa lumpuh total dengan sekali sabetan dari tanggul jebol. Selain itu, tahun lalu, juga tahun pertama Jokowi-Ahok menghadapi banjir yang parahnya gila, mungkin orang masih maklum.. Tahun lalu juga SBY gulung celana karna istana kebanjiran.. Namun yang patut kita acungi jempol dari pak SBY adalah instruksi pertamanya dalam merespon banjir tahun lalu.. Dalam teleponnya ke pak Jokowi, SBY meng-instruksikan: "Yang perlu diprioritaskan saat ini adalah ungsikan warga terlebih dahulu ke tempat yang aman !" 


pak SBY gulung celana, didampingi Menlu Marty Natalegawa


dan ini yang bikin heboh, Jokowi tinjau banjir HI dengan gerobak


Ini yang bikin gw salut sama pak Jokowi, tetep setia
memantau perbaikan tanggul Latuharhary yang jebol 
(tampak muka pak Jokowi stress berat)


Banjir tahun lalu bener2 membuat stress banyak orang, apalagi dengan lumpuhnya pusat bisnis Sudirman-Thamrin..Gw pernah denger, banjir tahun lalu membawa kerugian sebesar Rp 1 Miliyar per jam-nya.. Jika banjir tahun lalu terjadi selama 2 hari (kawasan Sudirman-Thamrin), kira negara mendapat kerugian sebesar: Rp 1 miliyar x 48: Rp 48 miliyar !!!. Ini pun tidak termasuk dengan daerah lain di ibu kota yang kebanjiran. 

Yang membuat miris dalam banjir tahun lalu adalah sikap warga Jakarta yang kerap kali menyalahkan pemerintah atas banjir. Padahal kita liat sendiri di atas, baik pemerintah pusat maupun daerah sama-sama bekerja sama mengatasi banjir dan membantu korban semaksimal mungkin. Yang paling membuat gw sangat prihatin (gila kayak SBY aja "Saya prihatin") adalah warga Jakarta sendiri tidak mengakui banjir datang karena ulah mereka sendiri. Buktinya ? tengok saja kebiasaan buruk warga yang suka buang sampah ke kali, atau membangun pemukiman di bantaran sungai.. Seharusnya para pengungsi jangan ditanyai "Bagaimana kondisi di pengungsian atau sebagainya" tapi yang paling penting, tanyalah ke mereka "Masih mau buang sampah ke kali ?"  

Mungkin komik dari Si Juki ini akan membantu kita memahami banjir itu salah siapa.. 


Makanya untuk antisipasi, pemprov DKI berani mati-matian relokasi pemukiman waduk pluit dan ria-rio untuk dijadikan daerah resapan air.. Hasilnya, meski banjir tetep ada tahun ini, tapi di titik tersebut, banjir bisa dikurangi..

kira-kira inilah waduk pluit sebelum dan sesudah relokasi

Soal banjir tahun lalu juga, kebanyakan anak-anak sekolah pada seneng kalo sekolah diliburkan gara-gara banjir. Oke brow, libur boleh, cuman lw harus tau aja, kalo pun libur, lw akan menghabiskannya dengan apa ? Ke mall ?, mallnya aja kebanjiran. Internetan ? putus gara2 mati listrik, koneksi jelek. Percuma juga libur tapi gak bisa ngapa-ngapain.. Jangan lupa, dibalik kesenangan kalian akan liburan, negara rugi per-jam, dan banyak orang harus ngungsi, nangis, dan kehilangan harta benda (ironi).. "Lah bodo amet, yang penting gw libur, itu mah derita orang !" kadang ucapan seperti itu yang pernah gw hadapi, cuman, ada kalanya alam akan mendidik kita untuk lebih bijak dan kritis dalam menghadapi lingkungan sosial kita (dengan kata lain, tunggu saatnya dimana lw dapet musibah banjir dan merasakan hal yang mereka rasakan) :) 

Kontroversi Banjir Tahun Lalu

Gw denger, banjir tahun lalu juga mengundang kontroversi, menurut Habib Rizieq (ketua FPI) banjir di Jakarta tahun lalu yang menggenangi bunderan HI, disebabkan sebagai azab karena Jokowi mengadakan pesta yang dianggep "pesta pora" saat malam pergantian tahun (Jakarta Night Festival) yang kebetulan juga diselenggarakan di bunderan HI. Entah kenapa kontroversi ini bagi gw terdengar sangat tidak masuk akal... Pertanyaannya sekarang, jika anda seorang muslim lulusan King Saudi University dengan Cum Laude, coba jelaskan mengapa Ka'bah berkali-kali di landa banjir ? Apakah ada "pesta pora" di Ka'bah sampai Tuhan menurunkan banjir ? Terkadang kita perlu berpikir rasional. Meskipun gw bukan muslim, tapi gw tetep respect saudara2 gw yang ber-agama islam, namun kita harus berpikir ilmiah dan rasional, jangan sangkut-pautkan banjir dengan agama secara gampang begitu. 



Kita Kedepannya, dan Saat Ini.

Banjir tahun lalu sudah direspon dengan baik oleh pemerintah kita, tinggal kita-nya saja yang perlu lebih aktif dan disiplin dalam menjaga kota kita. Tahun ini boleh banjir, namun tahun ini pula, alam menyadarkan kita untuk lebih waspada dan mengajak kita untuk bertindak lebih dalam mengatasi banjir, mengingat banjir adalah masalah bersama. Warga Jakarta harus lebih "respect" kepada pemerintahnya. Warga Jakarta harus lebih mendukung pemerintahnya. Perlahan hasil dari kinerja Jokowi-Ahok selama 1 tahun ini mulai membuahkan hasil. 

Pesan gw: Mengenang banjir satu tahun lalu haruslah kita jadikan refleksi untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian kita pada alam dan lingkungan kota kita ! 

Terima Kasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novena Tiga Salam Maria: Mukjizat Bunda Maria Menyertai Kita !! (Gw saksi hidupnya brow !!)

Panduan Menulis Esai Untuk Mahasiswa Baru

[BEDAH LAGU]: Chrisye - Kisah Kasih di Sekolah (2002)