Memutar Balik Waktu : Perjalanan Tentang Buku, Pesta, dan Cinta...

29 Januari 2018, 5 hari menjelang pesta terbesar se-Universitas Indonesia yang diselenggarakan setiap 2 kali setahun... Wisuda UI.. Puji Tuhan dan karena kehendaknyalah aku diberi kesempatan untuk mengambil bagian dari pesta tersebut sebagai seorang sarjana.. 

Menjadi seorang sarjana di pesta wisuda tak ada bedanya dengan seseorang yang ingin pindah rumah.. Suatu momen di mana engkau akan meninggalkan rumah yang telah kamu tempati selama 3,5 atau 4 tahun bernama Fakultas Hukum UI ke sebuah rumah baru bernama realita. Harus ku akui rumah bernama FHUI itu merupakan tempat yang sangat spesial di hatiku, tempat di mana aku memahami filosofi dari "buku, pesta, dan cinta". Dan realita itu, ah tak taulah apa isinya.. Rasanya hati ini belum siap menghadapi realita dan masih berharap FHUI memberikanku kesempatan untuk pulang berikut menghabiskan 2 tahun lagi dari perjalanan hidupku untuk menimba ilmu lebih tinggi. Namun mau dikatakan apa lagi, setelah lulus sidang skripsi tertanggal 8 Januari 2018 itu FHUI seakan berkata kepadaku, "Oke man, Its time for you to go and be a good man for others !". Baik lah kalau begitu, izinkan aku untuk kembali memutar balik arah jarum jam, bernostalgia, kembali bawel untuk menceritakan sekaligus merefleksikan perjalanan di FHUI ini sebelum pindah ke rumah baru bernama realita...


Saat Perjalanan Itu Bermula


Semester Satu : Rumah Baru

Suasana 3,5 tahun yang lalu dengan sekarang kurang lebih sama.. Aku masih terjebak dalam idealisme dan kenangan di rumah lamaku, membawanya ke rumah yang baru, dan berusaha memaksakannya meski tak mungkin. Didikan sekolah katolik yang sarat akan disiplin, formalitas, dan teman homogen ku bawa ke sebuah rumah yang sangat heterogen berikut manusia-manusia dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda entah itu sekolah negeri, sekolah swasta, sekolah kristen-katolik, pesantren, sekolah semi-militer, dan sebagainya. Masih ingat ketika aku pertama kali bertemu dengan seorang Raychel Maysun, anak FHUI pertama yang aku kenal dan di masa depan menjadi teman curhatku ketika berdiskusi mengenai pasangan hidup. Senang pula bertemu kembali dengan Teddy Handiar, rekan seperjuangan di BTA 8, anak penabur, yang juga menjadi rekanku di FHUI. Terkenang juga ketika seorang Mantaro Priatama tidak bisa berdiri untuk memperkenalkan diri karena perutnya yang gendut itu tersangkut di bangku-bangku model kampus. Acara ospek PSAF dan PMH pun mempertemukanku dengan anak-anak kelompok 19 Rule of Law, tempat kami menghabiskan waktu untuk membuat name tag, esai, dan tugas ospek lainnya dengan apartemen Akbar Syailendra sebagai markasnya. Sayangnya, di kelompok ini aku membuat sebuah dosa yang tak termaafkan.. Membuat makalah dengan mengutip dari blogspot, membuat satu kelompok kena masalah, dan ujung-ujungnya membuat satu kelompok kecewa terutama Amira Bilqis alias Em selaku ketua kelompok. Gak tau apa saking kecewanya, Em sampai bilang "Guys gue tau kalian capek, tapi gue gak mau kalian sampe sakit.." and maybe it became the most emotional moment saat ospek. Pada hari itulah hati ini sangat menyesal dan berjanji untuk tidak mau menyusahkan orang lain.


Jaman-Jaman OBM... Entah Berapa Orang Yang Masih Ku Ingat Namanya.. 
P.S: Satu orang yang ada di foto ini di masa depan ada yang menjadi Mahasiswa Berprestasi UI 2017


Bersama Josua "Otong" Collins, Rifqi, Teddy, Ali
Sehabis Foto Angkatan


Demo PT. KAI Pas Ospek..
Ironisnya Gue Jadi Pengguna Setia Commuter Line


Pengalaman dengan Rule of Law dan Em tersebut membuatku menjadi orang yang kaku dan keras ketika dihadapkan dengan tugas kelompok. Hasilnya jelas kalau banyak yang tidak suka dengan caraku dalam menyikapi tugas kelompok terlebih saat kuliah MMI. Ya gak cuma aku sih, masih ada seorang Boghi Megananda atau Maria Dianita yang sangat strict dengan urusan ini. Pada kesempatan ini aku ingin meminta maaf apabila sikapku di masa lalu kurang berkenan di hati kalian siapa pun itu. Ada pengalaman yang tidak enak saat ospek dan kujadikan itu sebagai pelajaran saat berkuliah.



Teman-Teman KMK FHUI 2014

Bicara soal kuliah, pastinya kaget.. budaya kuliah dan lingkungan pun juga berbeda.. Ditambah lagi dengan keputusan untuk indekos karena urusan ospek.. Muntaberlah perut ini karena makan tongseng di Masjid UI dan mungkin juga makanan ala warteg yang tak biasa kumakan. Pengalaman baru yang benar-benar beda menjadi inti dari semester ini.


Semester Dua : Membangun Pondasi

Perkuliahan diisi dengan ilmu mengenai asas.. Asas pidana, asas perdata, asas adat, asas islam, dan ilmu dasar lainnya. Intinya sih bagaimana kita membangun pondasi ilmu hukum kita untuk mempelajari ilmu yang lebih lanjut. 

Semester dua ini bisa dikatakan ada pengalaman enak dan tidak enaknya.. Enaknya karena bisa berkenalan dan dikuliahi oleh dosen-dosen yang super interesting seperti Bang Ganjar Bonaparta di kuliah asas pidana, Pak Abdul Salam dan Ibu Endah Hartati (yang kemudian hari menjadi dosen pembimbingku) di asas perdata, Pak Bakti yang berhasil membuatku rajin mencatat kuliah di asas hukum adat (ya meskipun nilainya tetap abstrak), dan yang paling spesial, Ibu Neng Djubaedah yang mengajar hukum islam.. Membuatku mengenal islam dan tertarik untuk mempelajari hukum islam.. Ibu Neng seakan menjadi ibuku di kampus dan terima kasih berkat Maria Dianita-lah yang membuatku kenal dengan Ibu Neng karena kita duduk paling depan di kelas hukum islam. 

Tapi ada pengalaman tidak enak.. Pada titik inilah engkong-ku (opa) jatuh sakit.. Orang yang sangat senang dan support ketika aku diterima dan berkuliah di UI berjuang untuk sembuh sampai sekarang. Tentunya menjadi cambuk bagi diriku agar engkong bisa melihat aku menyelesaikan kuliah dan sukses setelah lulus.. Hitung-hitung juga sebagai obat agar beliau lekas sembuh :)


Semester Tiga : Nothing Special

Semester ini sebenarnya hanya lanjutan saja dari semester 2. Dosennya juga itu-itu saja, sama seperti semester 2. Bedanya di semester ini adalah aku tidak lagi indekos.. Karena pesan engkong juga supaya aku pulang pergi dengan commuter line.. Tidak banyak yang spesial sih intinya, mungkin kalau beda ya soal organisasi aja.. Pastinya ada pekerjaan lebih di organisasi baik itu di LK2 atau KMK.. Ujung-ujungnya jadi anak desain juga :)


BMK FHUI



Semester Empat : Terjun Payung

Yak selamat datang di semester titik balik... Tempat di mana IP dan IPK-mu yang telah diperjuangkan susah payah di tiga semester sebelumnya, dijatuhkan.. Mungkin lebih tepatnya "dibanting" kali yak.. Tidak heran juga karena fokus di semester empat ini adalah mata kuliah hukum acara.. Masih ada juga sih mata kuliah non hukum acara tapi tetap saja gak kalah merepotkan dibandingkan mata kuliah hukum acara.. Kalau ditanya paling berkesan rasanya hukum acara pidana dan hukum internasional memenangkan hatiku di semeter ini, meskipun IPK-ku dibanting juga oleh keduanya.. 

Hukum acara pidana, seru banget.. Dosennya juga oke-lah seperti Bang Aristo Pangaribuan atau Mba Flora Dianti..  Kalau dosen hukum acara perdata juga ada Mba Hening Hapsari. Hukum dagang juga menarik terutama dengan adanya Prof. Agus Sardjono yang nyentrik tapi bisa mengajarkan kita cara berpikir kritis. The Last but not least, my favourite class di semester ini, Hukum Internasional Publik yang diampu oleh Pak Arie Afriansyah dan Pak Hadi Rahmat Purnama. Isu yang diangkat dalam kelas ini ya benar-benar isu sehari-hari.. Ibarat kata kalau kalian gak mengikuti perkembangan berita di TV, media online, atau koran, sulitlah bagi kalian untuk mengikuti kelas ini. Tapi tetap saja, seserunya kelas-kelas di semester empat tamparannya tetap keras..

Tapi pada masa inilah untuk pertama kalinya terbentuk grup Bejat Bola, sebuah grup line yang fokus utamanya ngobrolin bola tapi suka melebar kemana-mana ke hal-hal yang tidak patut untuk diobrolin... Suka gonta-ganti nama, kirim-kirim foto gak jelas, gonta-ganti DP dan terakhir namanya Laskar Jony guna kepentingan penulisan ucapan terima kasih di skripsi.


Obrolannya Laskar Jony Banget


Sisa-Sisa Kejayaan Bejat Bola (Laskar Jony) Pas Foto Angkatan


Semester Lima : Woohoooo

Semester yang menurutku paling seru dan asik sepanjang kuliah di FHUI. Lupakanlah hancur-hancuran di semester empat dan sambutlah semester lima yang benar-benar mind blown. Memang sih IP dan IPK naik dikit, tapi the most valuable thing di semester ini adalah ilmu !


Budak Tessa

Kelas Hukum Antar Tata Hukum dan Hukum Lingkungan berhasil mencuri hatiku.. Dua kelas yang terkenal susahnya minta ampun (ilmunya) gak tau kenapa menarik minat ini.. Di kelas hatah aku belajar arti menjadi seorang Indonesia dan paling penting menjadi orang yang kritis. A big thanks to the Jurgen Klopp Bapak Yu Un Oppusunggu yang berhasil membuat satu semester Hatah-ku sangat menarik.. Gak tau kenapa beliau ini aku pandang sebagai orang paling jenius di kampus sekalipun setiap pertemuan Hatah aku selalu dicengin karena ideologi Liverpoodlian yang ku anut. Gak tau juga dengan jalan pikiran beliau yang menurutku sangat unik..

"Pak kenapa ikut aksi 411 ? Bukannya bapak pengagum Ahok ?"

"Saya hanya ingin melihat Manusia !"
"Saya ingin satu dari mahasiswa saya yang ada di kelas ini menjadi seorang Ahok.. Kenapa ? Karena ia mampu menggerakan jutaan orang sekaligus"

Masih banyak tulisan beliau yang sangat patut untuk dibaca.. Perihal kita semua minoritas, bangsa paling romantis sedunia, dan pandangan kritis beliau mengenai pribumi-indonesia.. Beruntunglah aku menjadi salah satu mahasiswa beliau dan dalam hidup ini diberi kesempatan untuk belajar dari beliau.

Selain sang Jurgen Klopp, masih ada lagi triumvirat hukum lingkungan, Pak Harsanto Nursadi, Bang Andri Gunawan Wibisana, dan Bang Bono Budi Priambodo yang membuat kita mengerti kuliah hukum lingkungan padahal materinya luar biasa rumit dan banyak. Kelas hukum organisasi perusahaan yang diampu Mba Wenny Setiawati dan ilmu perundang-undangan yang diampu Bang Sony Maulana Sikumbang juga tak kalah menarik dan seru..

Pada tahap ini pula-lah aku mulai dituntut untuk merancang skripsi, terutama dengan adanya kelas MPPH.. Seriuslah di kelas ini meskipun terlihat santai karena tidak membahas mengenai ilmu hukum sama sekali.. Mau proposalmu bagus dan di acc, kelas inilah jawabannya..


Semester Enam : Seorang Gelandangan yang Jatuh Cinta

Setelah "berpesta" ria di semester lima, the gate of hell is reopen.. Semester paling berat di FHUI, semester yang menuntut untuk menjadi penghuni kampus dan menguras segala emosi dan energi.. Apalagi kalau bukan semester enam dengan Praktek Hukum Pidana dan Praktek Hukum Perdata (Prapid-Praper)... Belum lagi mata kuliah lain yang tidak kalah repotnya.. Bisa dibaca tulisanku sebelumnya mengenai prapid dan praper ini yang pastinya sih terkenal dengan kalimat sleepless night , penyakitan, emosian, dan segala cacian lain untuk semester ini, tapi yang harus di-bold ya sleepless night itu..



Gelandangan FHUI



Sisa-Sisa Cerita Cinta : Amoralism


GAMAT : Law Firm Gembel

As I said in my previous post (Cek: Prapid Amoralism : A Story about Law and Love dan Praper C : An Unexpected Journey), prapid-praper-atau praptun di semester 7 merupakan sebuah kisah cinta.. Ketika kalian selama 2-3 bulan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang sama, muka-muka yang sama, makan bareng, susah bareng, berantem, ngegembel bareng, gimana gak bonding tuh ? Setiap indomie yang dimakan di warung sasari tiap jam 12 malam, setiap strip antimo yang ku minum setiap malamnya, setiap sachet tolak angin, setiap kertas yang dipakai untuk print berkas, dan sebagainya hanya dibayar dengan huruf "B", tapi valuenya, lebih dari itu.. A big thanks to keluarga besar Amoralism..


Budak Adi Bekasi


Papi Fian, Mami Acel, dan Anak2

Selain prapid-praper masih ada lagi mata kuliah yang sebenarnya agak nyebelin but it shows you corporate lawyer's world.. Kelas kontrak dagang dan LO yang diampu Bang Ari "Didit" Wahyudi.. Masih ada kuliah filsafat hukum yang menarik meskipun ujiannya susah banget terutama ketika diajar Bang Fernando Manullang.. "Yakin Tuhan itu ada ?" Begitu kata beliau.. Ada juga cerita menarik ketika seorang Bapak Fachri Bey mencetak dan mendistribusikan sendiri undang-undang dan konvensi internasional mengenai hak anak di kelas Hukum dan HAM.. Gila ada dosen yang super baik, ngeprint sendiri UU buat mahasiswanya...

Closing statement untuk semester ini: Love can be found everywhere and everytime...


Semester Tujuh : End of A Journey

Pastinya di semester ini seluruh pikiran terfokuskan pada urusan skripsi. Keputusanku untuk lulus cepat tentunya harus diiringi dengan ucapan selamat tinggal kepada rumah tercintaku FHUI. Memang sih masih ada mata kuliah seperti praktek hukum PTUN (Praptun) yang harus aku selesaikan namun pikiran ini tentunya fokus pada urusan skripsi.. Beruntung pula karena urusan skripsi ini aku bisa lebih mengenal teman-teman lain di kampus yang mungkin tidak terlalu dekat. Kenal karena perasaan senasib dan seperbimbingan selama satu semester yang tiap hari senin dan rabu dihabiskan untuk menunggu di depan ruang PK1. 



Serdadu Musa



Foto Angkatan, FHUI 2014



FHUI Paralel 2014

Pada kesempatan ini aku juga beruntung karena bisa mengenal dan dibimbing oleh dua wanita yang sangat hebat selama proses penulisan skripsi ini.. Tak lain adalah Ibu Endah Hartati yang telah aku sebut sebelumnya dan Mba Setyawati Fitrianggraeni atau mba ninit yang senantiasa membukakan pintu kantornya di wilayah Tendean sebagai base camp untuk anak bimbingannya.. Seorang konseptor dan eksekutor, sebuah perpaduan sempurna untuk satu semester terakhir di FHUI.





Pasca Sidang
Yuris, Annisa Gustin, Boghi, Geano



"Kita Beli Balon Aja.. Terus Kita Pake Buat Foto Sama Siapa Aja Yang Sidang"
Marbel, Yaya



Eliza, Geano, Boghi, Samuel


Farewell Old Home :(



Bersama Ibu Endah Hartati



Mba Ninit dan Anak-Anak Bimbingannya

8 Januari 2018, cerita soal skripsi itu berakhir seiring dengan berakhirnya sidang di hari itu.. 



Buku, Pesta, dan Cinta

Hari-hari pasca tanggal 8 menjelang wisuda atau dengan kata lain menjelang jadi pengangguran.. Rasanya pas untuk merefleksikan 3,5 tahun terakhir ini.. Merenungi apa itu makna buku, pesta, dan cinta..

Semester-semester awalku diisi dengan upaya kontemplasi untuk memahami apa itu makna dari BUKU.. Sebuah kata yang merupakan manifestasi dari "ilmu pengetahuan".. Ada tantangan besar ketika aku menjadi mahasiswa UI terlebih setelah lulus sebagai alumni UI.. Nama besar Universitas Indonesia yang termashyur itu menuntutku tidak hanya untuk mengejar IPK tinggi tetapi juga ilmu yang tinggi pula. Teringat ketika hari-hari awal kuliahku banyak dihabiskan untuk membeli buku di daerah Barel maupun di perpustakaan.. Gila nerd banget dan kata ambisius kerap dilayangkan oleh kawan-kawanku kepada diriku entah dalam arti positif atau negatif. 

Semester empat dan lima atau pertengahan masa studiku, aku berupaya menemukan makna PESTA.. Mulai nyantai, mulai bisa bergaul (tentunya sulit bagiku untuk bergaul dengan teman baru dan lingkungan yang baru pasca lulus SMA), sering nongkrong lama-lama, dan sebagainya.. Mungkin ini sebagai bentuk pelarianku atas IP-IPK yang turun dalam periode ini.

Dan sialannya, di semester-semester akhir perkuliahanku-lah aku berupaya mencari makna dari CINTA.. Dari setiap bonding yang kulakukan, setiap perbincangan, dan setiap candaan yang ku lakukan itulah makna cinta yang sesungguhnya dan ini gak harus dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan. 

Tiga hal terpenting yang harus kamu rasakan dan pelajari selama kamu kuliah: Buku, Pesta, dan Cinta.. Tapi mengapa cinta harus berada di urutan ketiga dan karenanya orang kerap kali "terlambat" untuk memaknainya ? Hal yang sama juga aku alami dan kerap ku tanyakan kepada diri sendiri.. Sudahlah mungkin belum mampu aku menjawabnya.. Masih muda dan belum banyak pengalaman.. Masih ada proses pendewasaan diri yang harus ku lalui dulu.. Beruntung aku punya teman-teman seperti Annisa Gustin dan Silvania Rusdianto misalnya yang mau mendengarkan segala keluh dan keresahan hati yang ku alami.. Beruntung pula aku punya manusia bejat seperti Rifqi Aulia dan Geano Giovan Naldi yang menjadi saudara seperguruan ampuan Bogi.. Beruntung pula aku pernah menjadi anak desain dan merasakan omelan dari bos-bosku seperti Tessa dan Made Chyntia.. Beruntung pula aku pernah merasakan kehangatan dari keluarga besar anak-anak Laskar Jony, Amoralism, Anak-Anak Bimbingan Bu Endah, dan Anak-Anak Bimbingan Mba Ninit.. Such an honor to meet you, learn from you, and know love from you even it comes late :) 



A Place To Find Love


RUPS di Kantor Mba Ninit.. Calon-Calon Budak Korporat

Cukuplah baper-baperannya.. Jari ini sudah pegal untuk mengungkapkan rasa dan uneg-uneg yang masih nyangkut.. Sampai jumpa di wisuda UI dan sampai jumpa di realita..

Sincerely
Jony

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novena Tiga Salam Maria: Mukjizat Bunda Maria Menyertai Kita !! (Gw saksi hidupnya brow !!)

Panduan Menulis Esai Untuk Mahasiswa Baru

[BEDAH LAGU]: Chrisye - Kisah Kasih di Sekolah (2002)