[Travel Journal] Explore Bali - Part 2 : Sujud di Ubud..

P.S: Baca dulu part 1-nya di sini yakk :)

Sesuai dengan judul dari post kali ini, kita akan menghabiskan waktu di tempat yang sangat spesial untuk menjernihkan pikiran... Meditasi, refleksi, sambil menikmati indahnya cinta Tuhan... Tempat yang paling diincar oleh pesohor-pesohor dunia kalau ke Bali (kedua paling diincar Nusa Dua, dan jangan berharap daerah pantai bakal sering disambangi oleh para pesohor).. Bahkan orang sekelas Barack Obama lebih memilih menghabiskan waktu liburnya di tempat ini ketimbang di wilayah Badung.. Apalagi kalau bukan Ubud... 

Judul dari post iin sebenernya gue ambil dari judul salah satu Travel Series favorit gue "Jalan-Jalan Men" dan benarlah kata mereka, Ubud memiliki pesona "magis" untuk membuat kita bersujud dan merasa diri kita sebagai serpihan debu di tengah luasnya kosmik.. Tersihir dengan Ubud, akhirnya gue memutuskan untuk mengubah cita-cita gue.. Dari cita-cita gue yang awalnya ingin menjadi ahli hukum yang sukses (kalau anak2 FHUI sih ambi2nya punya caption "Your future lawyer") menjadi
  1. Punya rumah/vila di pedesaan Ubud, jauh dari daerah kota. Kalo bisa latarnya sawah lengkap dengan sungai, pohon kelapa, dan perbukitan
  2. Menghabiskan masa tua, hidup mengurus sawah, dan bermain dengan anak-cucu di sana saat mereka liburan..
Intinya adalah pesona kota Jakarta dengan dinamika bisnisnya yang memotivasi orang untuk menjadi corporate lawyer pada akhirnya tergeserkan dengan sebuah keinginan sederhana untuk menanti jemputan sang waktu di sebuah tempat yang mendekatkan kita dengan indahnya kasih Tuhan.. 

Kesuksesan dan kualitas dirimu memang mampu menopang tubuhmu untuk berdiri tegap dalam menghadapi masa depan akan tetapi semua itu tidak mampu menghentikan tubuhmu untuk sujud di hadapannya pada akhir nanti... 

(Gila gue ngomong apaan coba, tapi ya segitu amazenya gue dengan atmosfer tempat ini)

Anyway kenapa gue begitu kagum dengan kebesaran Ubud ? Ada 2 hal sederhana yakni:
  1. Alam
  2. Manusia
Ubud punya semuanya kecuali pantai.. Sawah, sungai, bukit, gunung, hutan, ada semua.. Tapi yang paling keren tetep aja sawah ! Warna hijau merupakan warna terbaik untuk menghilangkan stress..

Gimana manusianya ? Ubud adalah cerminan dari Bali yang sebenarnya ! Teman-teman bisa merasakan bagaimana kehidupan masyarakat Bali yang sesungguhnya di tempat ini baik dari rumah mereka, saat bertani di sawah, maupun saat beribadah di pura.. Tentunya kultur masyarakat pegunungan di Ubud ini berbeda dengan kultur masyarakat pantai di daerah Denpasar yang sudah tercampur dengan pengaruh luar (especially westernisasi - hayo belajar lagi ya ilmu sosiologi-antropologinya). Bisa dibilang Ubud adalah pusatnya seni-budaya-religi dari Bali.. 

Jadi kita mulai aja deh

Tegalalang Rice Terrace: Menyambangi Sang Penyambung Nyawa



Spot pertama di Ubud ? Tentu saja Tegalalang Rice Terrace yang termasyhur itu berikut sistem subak-nya yang menjadi warisan dunia.. 

Perjalanan ditempuh kurang lebih sekitar 1 setengah sampai 2 jam dari Kuta ke Tegalalang.. Kalau ditanya kapan waktu terbaik untuk ke tempat ini, gue akan jawab di bawah jam 11 siang mengingat turis baru datang sekitar jam tersebut..

Ketika sampai gue pribadi agak kecewa karena sawah di Tegalalang ini baru saja melewati masa panen dan sama sekali belum memasuki masa tanam.. Apakah ini karena efek kedatangan Barack Obama ke Bali ? Who knows.. Jadi gue hanya melihat teras-teras berisikan lumpur...

But that's ok terlebih karena uda jauh-jauh dari Kuta ke tempat ini.. Tegalalang Rice Terrace setidaknya menawarkan 2 pilihan kepada wisatawan yakni:
  1. Rice Trekking 
  2. Cukup berfoto dari pinggir jalan raya
Gue pun memilih Rice Trekking guna merasakan sensasi dari tempat ini :) Dan cuma dengan rice trekking sajalah kita bisa menikmati tempat ini dari berbagai prespektif.. Tapi perlu diingat bahwa rice trekking ini memiliki banyak rintangan.. Mulai dari beceknya trek (namanya juga sawah) dan beceknya bukan karena genangan air tapi karena genangan lumpur-tanah (siap-siap kotor - jangan pakai sandal/sepatu mahal.. Usahakan pakai sandal gunung..), naik-turun teras, jalan yang masih kurang terawat, dan rintangan alamiah lainnya.. Meski banyak rintangan, gue berani taruhan kalau kalian akan puas trekking di tempat ini :)




Teras-Teras Sawah.
Bisa dibayangkan harus menaiki berapa teras untuk sampai ke puncak ?



Tangga Bambu
Tangga ini merupakan satu-satunya "bantuan" kalian untuk naik ke teras yang lebih tinggi


Kue Lapis


Masih Di Kaki Bukit



Tori...


A Tourist and The Rice Field
(Perjalanan Masih Jauh)

Semakin ke atas bukit teras ini memang makin berat.. Terjal juga jarak antara satu teras dengan teras lain di atasnya.. Tapi semakin ke atas kalian akan semakin puas...


Baru Setengah Pendakian
dan bisa dapet view sebagus ini..



Kosong



Selepas Panen


Sang Pahlawan

Di perjalanan dalam mendaki ke puncak bukit tentunya turis kerap kali mengalami kesialan yakni nyasar.. Gue juga mengalaminya dan untung bertemu dengan si ibu petani ini.. Beliau dengan senang hati menunjukan jalan dan lucunya, minta difoto... Kenapa si ibu bisa narsis kayak begini ? Jawabannya sederhana saja.. Tegalalang Rice Terrace adalah objek wisata yang sangat terkenal dan tentunya menjadi spot yang sangat cantik untuk hunting foto. If you are a professional photographer or love to hunt like me, kalian pasti akan memotret aktivitas petani yang sedang mengurus sawah ini.. Jadi jelas lah mereka terbiasa difoto entah itu berpose kayak foto di atas atau foto candid.. Intinya adalah if you want some great pictures, I can help you by becoming a model but you have to pay me for that..  Untungnya karena gue orang Indonesia she let me kept her picture.. Tapi kalau turis asing, bersiaplah :) Si Ibu ini saat gue temui sedang mengurus sawah.. Semacam membajak sawah dengan garpu besar yang dipegangnya.. Berusaha membuka tempat-tempat penanaman bibit padi yang baru pasca panen... Lagi-lagi di tempat ini gue menemukan seorang wanita tangguh pasca dikejar nenek-nenek di Green Bowl Beach dan Ibu ini makin membuat gue ingin lebih lama bersujud di Ubud (terutama karena gue gak "bayar" ke beliau).... Lanjut...



Pasca Panen


Irigasi


Setapak Lumpur



Benih Padi Siap Tanam


Subak Tegalalang


Rimbunan Pohon Kelapa



Luar Biasa...



Tegalalang


Makanan Terenak di Dunia : Crispy Duck !

Setelah lelah tracking di sawah dan jam sudah menunjuk ke pukul 11 siang, perjalanan pun dilanjutkan dengan menyambangi salah satu restoran yang sudah sangat legend untuk makan Bebek Goreng atau Cripsy Duck di Bali yakni Bebek Tepi Sawah... 

Kalau kalian ke Bali, wajib hukumnya untuk makan bebek goreng apalagi makanan ini halal. Sebenarnya banyak restoran yang menyajikan hidangan bebek goreng dan bisa dibilang tersebar di mana-mana (gak harus di Ubud) tapi kalau mau menikmati bebek goreng yang rasanya bener-bener original bali banget sekaligus menikmati indahnya pemandangan sawah sambil makan di lesehan ya jawabannya ada di Ubud.. 

Di Ubud sendiri sepengetahuan gue ada 2 restoran yang "menguasai pasar" dalam hal menjual hidangan bebek goreng ini yakni Bebek Bengil dan Bebek Tepi Sawah tadi.. Berhubung gue uda pernah makan Bebek Bengil (entah di Ubud maupun di Jakarta - Menteng) maka gue akan coba tempat baru yakni Bebek Tepi Sawah..

Sesuai namanya, restoran ini luas banget plus ada sawahnya dan dibangun tempat-tempat lesehan di pinggir-pinggir sawah.. Secara view, juara lah gak kalah dengan Bebek Bengil.. Cuman sayang aja padinya uda dipanen dan akan lebih keren lagi kalau padinya masih ada..


Bebek Tepi Sawah, Ubud

Sekarang soal si bebeknya, menu bebek goreng atau crispy duck tentunya merupakan makanan utama yang disajikan di restoran ini.. Kalau mau bebeknya dibakar, boleh... Mau pesan ayam juga ada.. Mau makanan western juga ada, tapi bebeklah si icon dari restoran ini..

Memang agak lama saat nunggu si bebek keluar dari dapur dan disajikan karena gorengnya harus lama supaya si bebek ini cripsy banget saat ada di mulut kita.. Saat disajikan, inilah penampakan makanan yang menurut gue merupakan makanan paling enak yang pernah gue makan.



Tepi Sawah Crispy Duck
Bebek Goreng yang Super Cripy/Garing, Sayur Kacang Panjang, Lengkap dengan Tiga Pilihan Sambal
I Prefer untuk memilih sambal matah plus kecap manis

Harga satu porsi bebek berkisar 100-120 ribu.. Agak mahal dan memang mahal tapi teman-teman akan puas setelah menyantap bebek ini.. Kalo dibandingin sama bebek bengil, susah bagi gue untuk menilai mana yang lebih top, karna dua-duanya sama-sama enak :)


Kerajaan Wanara di Sacred Monkey Forest

Setelah melihat hijaunya sawah, Ubud juga memiliki hutan hujan tropis yang gak kalah keren untuk ditelusuri... 

Tempat ini nama resminya Mandala Wisata Wenara Wana tapi lebih dikenal sebagai Sacred Monkey Forest.. Sebuah rumah bagi ratusan ekor kera ekor panjang sekaligus tempat ibadah bagi umat hindu karena di tengah-tengah hutan ini terdapat pura..

Gak begitu jauh dari restoran Bebek Tepi Sawah, tempat ini sakan menjadi penyambut apabila kita ingin menuju pusat kota Ubud atau Ubud Center. Untuk masuk ke kawasan hutan ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 40.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun. Sebelum masuk perlu diingat bahwa kawasan ini merupakan wilayah kekuasaan dari para wanara.. Jangan membuat gerakan yang mendadak, memprovokasi, ngejar, apalagi membawa barang berharga karena mereka pandai nyopet... 



Ukiran Batu Di Depan Hutan



Jembatan Kayu


Mengakar


Mengamati Kerajaan


Telaga Kera


Raksasa


Pesta Ubi


Rumah


Batu Naga


Tamu Kerajaan di Jembatan Kayu


Pembelah Hutan



Bermain


Hutan Wanara


Makin ke tengah hutan, kita akan semakin disuguhi oleh pemandangan yang luar biasa baik dari patung-patung batu, hutan dengan pohon-pohon raksasa, sampai pura itu sendiri..

Barisan Patung Di Depan Pura


Pura


Merenung dan Berfilsafat



Pemandian Suci


Berakhirnya Kunjungan Kerajaan


Sabana Hijau di Bukit Campuhan


Setelah mengunjungi monkey forest, saatnya kita pergi ke sebuah tempat yang sebenernya gak ada apa-apa tapi instagramable gitu... Tempat ini akan lebih keren kalo difoto pake drone (admit it).. Yep apalagi kalau bukan Campuhan Ridge Walk atau  Bukit Campuhan..

Kalau dari monkey forest, kita harus jalan agak naik untuk melewati pusat kota ubud.. Pastinya macet karena sepanjang perjalanan banyak berdiri outlet, tempat belanja, restoran, dan kafe-kafe.. Tapi gak apa-apa lah bisa sambil liat-liat juga.. Makin ke tengah kota teman-teman akan melihat bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur bali misalnya pura saraswati dan puri saren

Gak jauh dari situ, sampailah kita di bukit campuhan :)

Namanya bukit ya jalannya juga pasti nanjak tapi jangan khawatir di tempat ini gak ada tangga-tangga macam di pantai greenbowl.. Sepanjang perjalanan teman-teman akan disuguhkan oleh hamparan rumput hijau yang tinggi. Tempat ini sangat perfect untuk joging sambil menikmati indahnya mentari pagi.. Oh ya bisa dibilang masuk ke tempat ini gratis tapi kalau bawa mobil/motor ya harus bayar biaya parkir.

Sayang banget foto-foto di tempat ini blur.. mungkin sudah saatnya canon tua itu pensiun..



Gak ada tangga kan ?



Jalan..



Sabana


Sabana


Sabana


Harmonisasi


Rumput dan Lereng


Cakrawala


Taken from my instagram


Kalau mau liat betapa kerennya bukit campuhan kalau difoto dengan drone, ini buktinya :)



Bukit Campuhan saat Pagi (@dekdeoka)


Bukit Campuhan di Sore Hari (@dekdeoka)




Batu-Batu Raksasa di Goa Gajah

Setelah menyusuri bukit campuhan, perjalanan pun dilanjutkan dengan mengunjungi situs pura goa gajah. Kembali lagi kita dihadapkan pada macetnya kota Ubud di saat perjalanan ke goa gajah sekaligus pulang ke arah Kuta..

Setelah bermacet-macet ria, tibalah kita di goa gajah.. Tetap dikenakan biaya parkir dan tiket masuk ke goa gaja sendiri sebesar Rp 15.000. Layaknya pura-pura lain di Bali, kita harus berpakaian dengan pantas di tempat ini terutama menggenakan celana panjang.. Untuk yang bercelana pendek jangan khawatir karena pura menyediakan kain sarung. 


Goa Gajah


Batu-Batu Raksasa


Tempat Pemandian


The World Tree


Pemandian


Goa Gajah


Di Bawah Mulut



Babi Guling Candra : Sebuah Penutup Hari yang Panjang

Setelah seharian main di Ubud, tibalaha saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang mampu membuat tiap-tiap manusia yang mengunjunginya mau diajak merendah. Perjalanan yang panjang untuk kembali ke Denpasar di tambah kemacetan sukses membawa mereka yang pulang untuk terlelap di alam mimpinya masing-masing.

Waktu pun menunjukkan pukul 6 sore saat mata ini melihat kembali keramaian kota Denpasar. Perut pun mulai lapar dan rasanya pas untuk menyantap salah satu makanan wajib yang harus dicicip di Bali khusus bagi mereka yang tidak memiliki pantangan untuk makan babi..

Apalagi kalau bukan babi guling dan pilihan pun jatuh kepada Babi Guling Candra..

Sebenernya di Bali banyak banget warung babi guling dengan harga yang kurang lebih sama... Jadi bersyukurlah kalian karena bisa melihat persaingan usaha yang sehat antar para pemiliki warung babi guling..


Babi Guling Candra
Sumeber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivcQ7stXq_FD_tZY2qraDkJYTcnrc6fkcV2gae_65Ea9L-lTiqJvPD6jWaC12MCTcyXnr9vqUfVY7E9fHQZsCeI25CxsmDO3zTzh8ZuYX06GTR3ZqMwe4HWRQ2PQUtKE3hEf7jVGKoYoE4/s1600/IMG_1615.jpg



Nasi Babi Guling


Satu porsi babi guling biasanya dihargai sekitar Rp 60.000 - 70.000 terdiri atas sepiring nasi putih, kuah daging babi asin, sayur lawar, daging babi (plus kulitnya yang garing karena dipanggang), sate babi, kerupuk kulit dan sate lilit.. Porsi yang lazim untuk menu babi guling di Bali.. 


Closing Statement

Sampai di situ saja perjalanan mengeksplor Ubud selama satu hari penuh. Warna hijau begitu mendominasi tempat ini dan memberikan kesan bahwa kita berada di sebuah dimensi di mana manusia tidak tampil sebagai pengusa.. Manusia pun dipaksa tunduk ketika berhadapan dengan barisan padi, lumpur-lumpur becek di sawah, pohon-pohon raksasa, rumput-rumput liar, bebatuan megalitikum yang dikeramatkan, aliran mata air kehidupan sampai "kerabatnya" sendiri yang tertinggal secara evolusi.

Ubud merupakan sebuah pengingat dari manakah manusia berasal sekaligus akhir dari perjalanan suatu kehidupan karena pada hakikatnya manusia lahir dari alam dan akan kembali menjadi satu bagian dengan alam. Jikalau para Pandawa dari epos Mahabarata memilih Pegunungan Himalaya sebagai akhir dari perjalanan duniawi mereka, maka Ubud pun tidak jauh berbeda dari kesucian yang dimiliki oleh Himalaya.

Ahhh sebuah kenikmatan tersendiri untuk memilih Bali dan Ubud sebagai tempat untuk berfilsafat guna mencari makna dari indahnya sebuah kisah bernama kehidupan... Filsafat hari ini pun ditutup kembali oleh sebuah lagu klasik yang dibawakan oleh band rock yang biasa tampil di hotel tempat menginap... Sebuah lagu yang menceritakan betapa diri ini jatuh cinta pada sebuah tempat bernama Ubud dan rasanya tidak mau berpisah dari sang pujaan hati karena mendatangnya sebuah penyesalan yang tiada akhir...Air Supply..



"I'm all out of love, I'm so lost without you
I know you were right, believing for so long
I'm all out of love, what am I without you
I can't be too late to say that I was so wrong..."

Komentar

  1. Sebentar lagi kita akan menyambut Natal dan Tahun Baru 2019/20. Tentunya Bolavita sebagai agen taruhan online terbesar dan Terpercaya Indonesia selalu memberikan berbagai bonus spesial khusus bagi para member setia disitus kami.

    Event Promo kali ini bertemakan Kehangatan Natal 2019 dan Semangat Tahun Baru 2020 yaitu berupa bagi-bagi hadiah untuk seluruh member baru maupun lama yang berpartisipasi disitus kami.

    Tersedia Hadiah :
    » Hp Samsung Galaxy S10
    » Hp Oppo Reno 2
    » Hp Vivo V17 Pro
    » Hp Xiaomi Note 7
    » Hp Advan G3
    » Xiaomi Mifa S2
    » Humidifier Diffuser Aromatherapy
    » T-Shirt Modis


    » Promo Bonus Natal & Tahun Baru Bolavita 2019/20
    Tautan Asli : http://159.89.197.59/promo-bonus-natal-tahun-baru-bolavita-2019-20/

    Syarat & Ketentuannya cek di : http://bit.ly/2sXljdM

    Kontak Resmi :
    • WA : 0812-2222-995
    • Telegram : 0812-2222-995
    • Wechat : Bolavita
    • Line : cs_bolavita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novena Tiga Salam Maria: Mukjizat Bunda Maria Menyertai Kita !! (Gw saksi hidupnya brow !!)

Panduan Menulis Esai Untuk Mahasiswa Baru

[BEDAH LAGU]: Chrisye - Kisah Kasih di Sekolah (2002)