[Travel Journal] Explore Bali - Part 1 : Hidden Jewel in The South !

Setelah sekian lama gak nulis di blog, akhirnya kesampean juga untuk mengisi halaman-halaman baru dari blog ini. Tulisan kali ini sebenarnya merupakan post [FOTOGRAFI AMATIR] yang sudah berjalan selama 3 tahun lebih but in this time akan ada perubahan format dan kalaupun sempat gue juga akan reformating dari postingan-postingan [FOTOGRAFI AMATIR] yang uda lama terpublish. Jadi pada format baru ini gue akan berfokus pada "cerita" atau "narasi" dari perjalanan gue bukan lagi pada photo story. Intinya narasi lah yang akan bercerita bukannya foto..


Perjalanan Ketiga di Tanah Dewa

Traveling ke Bali pada tahun 2017 merupakan perjalanan gue yang ketiga kalinya di Bali. Kalau ada orang yang bilang "Bali adalah surga wisata" yeah it's 100% true ! Bali gak akan pernah kehilangan pesonanya. Masih banyak tanah dan laut yang harus dijelajahi baik itu dari Singaraja di Utara sampai Uluwatu di Selatan. Gue pun semakin yakin dengan adanya aplikasi Instagram, akan semakin banyak tempat-tempat baru di Bali yang ditemukan oleh para travel netizen. Admit it gue sendiri mencari tempat-tempat wisata baru dan yang belum pernah gue kunjungi melalui Instagram.

Tempat-tempat seperti Pura Uluwatu, Tanjung Benoa-Pulau Penyu, Kuta-Legian, Jimbaran-Seminyak Tanah Lot, Pura Tirta Empul dan Bedugul semua itu sudah pernah gue kunjungi pada 2 perjalanan pertama gue di Bali. Tempat-tempat mainstream, bosen, dan banyak "manusia" menjadi pertimbangan bagi gue untuk tidak mengunjunginya lagi pada perjalanan ketiga ini (meski setiap hari pasti lewatin Pantai Kuta karena ya hotel gue disitu). Jadi pada kesempatan ketiga ini gue mengunjungi tempat-tempat baru di luar tempat-tempat yang pernah gue sebut sebelumnya.

Motivasi utama gue ke Bali untuk ketiga kalinya ini sederhana saja.. Gue ingin menjernihkan pikiran. As you see in my previous post, semester 6 di FHUI makes me stressed out.. Ketika berhasil melewati semester terberat di FHUI rasanya pengen leha-leha so Bali is a perfect place. Selain itu refreshing ini juga persiapan untuk menyambut semester 7 dan skripsi :)


Early Flight

Perjalanan ke Bali diawali dengan sebuah penerbangan pada pukul 6 kurang 15. First Flight ke Denpasar, agak ngaret sedikit, dan karena gate uda dibuka gue pun gak sempat menikmati indahnya Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang baru itu. Saking paginya sudah dipastikan gue gak akan mandi sampai malam hari di Bali. In the airplane, I tried to sleep karena gue sendiri kurang tidur but mataharinya benar-benar terik and I thought that I would be a nice day in Bali. Tapi pas cek weather prediction dan saat sampai di Denpasar cuaca mendung dan kadang hujan deras.. Sialan..


Sebuah Nasi Goreng Hangat yang Menemani Kantuknya Perjalanan



Garuda Wisnu Kencana : Record Breaker dan Maze Runner

It's a bad day in Bali dan gak mungkin main ke pantai di tengah cuaca sejelek itu. Berhubung pesawat landing sekitar jam 10 (masih pagi lah) akhirnya keputusan pun diambil. Garuda Wisnu Kencana Cultural Park menjadi tempat pertama untuk dikunjungi pada perjalanan ketiga di Bali. 

GWK merupakan sebuah tempat wisata yang mainstream tapi gue belum pernah mengunjunginya dan bisa dibilang tempat ini baru untuk gue. Perjalanan ke GWK memang masih ditemani dengan lebatnya hujan akan tetapi puji Dewa Indra karena hujan sempat berhenti meskipun langit benar-benar gelap (pertanda cuaca sedang tak menentu)..

Dengan membayar tiket sebesar Rp 70.000, petualangan pertama di GWK disambut dengan taman kura-kura nan cantik


The Great Snake


Taman Kura-Kura

Taman kura-kura ini merupakan gerbang sebelum kita menuju ke main attraction dari GWK itu sendiri yakni Patung Dewa Wisnu...


Patung Dewa Wisnu


Patung Dewa Wisnu

Gue sendiri meyakini teman-teman sudah mengetahui bahwa patung ini masih on progress alias belum selesai.. Patung karya I Nyoman Nuarta ini digadang-gadang akan menjadi ikon dari Pulau Bali seperti halnya Patung Liberty di New York.. Digadang-gadang juga menjadi record breaker dari Liberty itu sendiri karena Patung Dewa Wisnu ini akan "disusun" di atas sebuah patung burung garuda ! This statue itself uda gede banget dan akan ditempel di sebuah patung yang lebih gede lagi ! Dan inilah sang garuda !


Garuda


Garuda



Sang Garuda dari Kejauhan


Setelah puas melihat patung Dewa Wisnu dan Garuda akhirnya gue bisa menuju ke tempat yang memang instagramable dan menjadi favorit gue di GWK Cultural Park ini.. Apa lagi kalau bukan Lotus Pond atau yang orang-orang sebut sebagai The Maze Runner. Istilah ini tentunya tidak terlepas dari kepopuleran film The Maze Runner itu sendiri di mana ada pilar-pilar batu kapur di kiri dan kanan lapangan ini dan pilar tersebut membentuk formasi layaknya sebuah tembok labirin dalam film The Maze Runner. Jadi lets try to escape from the maze di GWK Cultural Park !


Lotus Pond


Labirin Kapur


"Menumpang"




Membayangkan sebuah Kebebasan



Terapit


Tembok Kapur


The Glade of Maze Runner


Sepiring Nasi Ayam Bali

Eksplorasi GWK diakhiri sekitar pukul setengah 12.. Cuaca masih kurang bersahabat dan cenderung hujan. Apakah Dewa Indra sedang galau, siapa tau... tapi satu hal yang pasti cuaca sangat labil. Jadi perjalanan pun dihentikan sejenak guna mengisi perut dan menunggu hujan reda.

Rencana awal ingin menyantap ikan bakar khas Warung Mami yang terkenal itu, di mana kalau mau menyantap seafood khas Jimbaran dengan harga terjangkau maka tempat ini amat direkomendasikan.. Lumayan kan cuaca yang dingin dapat dihangatkan dengan menyantap ikan bakar maupun kerang khas Jimbaran.. Tapi sayangnya, Warung Mami tutup :(

Beruntung masih banyak tempat makan di sekitar Uluwatu. Pilihan pun jatuh kepada Nasi Ayam khas Bali yang kebetulan juga memiliki banyak cabang yakni Nasi Ayam Ibu Oki..



Nasi Ayam Ibu Oki 

Seporsi nasi campur yang terdiri atas ayam suwir (bumbu betutu kalau tidak salah - karena agak pedas), sate lilit, sayur urap, telur semur, kacang, dan kuah pedas, berhasil menghangatkan (lebih tepatnya karena rasa "pedas" itu sendiri - tingkat kepedasan bisa request kok) badan dari cuaca Pulau Bali yang saat itu kurang bersahabat. Warung yang sederhana, harga terjangkau, dan perut kenyang bagiku cukup untuk melanjutkan perjalanan dan menelusuri wilayah Uluwatu lebih dalam lagi ke arah selatan.. 


Green Bowl Beach: Ratusan Anak Tangga dan Mangkuk Hijau Tuhan

Saat hujan mulai berhenti, perjalanan pun dapat dilanjutkan berikut keputusan diambil.. Kita akan safari pantai ! 

Namun perlu dicatat bahwa pantai-pantai yang gue kunjungi pada perjalanan ketiga di Bali ini bukanlah pantai-pantai mainstream yang banyak banget didatengin sama orang macam Kuta, Sanur, Pandawan, Dreamland, dsb (Gak enjoyable kalo rame.. Belum juga masalah kebersihan).. Bukan pula pantai-pantai eksklusif yang diprivatisasi guna dibuat beach club, kafe, atau restoran seperti di Seminyak, Legian, maupun Jimbaran karena sesuatu yang seharusnya gratis akan mengeluarkan banyak biaya karena diprivatisasi.. Tapi yang akan gue kunjungi adalah pantai-pantai tersembunyi, terpencil, dan masih jarang didatangi manusia. Meskipun gue menyadari bahwa postingan gue mungkin akan berkontribusi untuk "menambah" manusia di pantai-pantai tersembunyi tersebut tapi gue ingin menunjukan kalau inilah Bali yang kaya akan permata-permata cantik.. Tentunya gue berharap agar teman-teman menjaga kelestarian dan kebersihan dari tempat-tempat ini, karena saking cantiknya tempat-tempat ini dan bikin gue jatuh cinta untuk kembali lagi :)

Pantai pertama bisa dibilang merupakan pantai yang benar-benar tersembunyi karena pantai ini letaknya di bawah tebing dan terhalangi oleh hutan. Hutannya sendiri bisa dibilang lebat dan gue berani menyebut demikian karena hutan ini menjadi habitat dari ratusan ekor monyet ekor panjang yang siap menyambut kalian pada saat kalian datang ke tempat ini.. Ini di Green Bowl Beach..


Salah Satu Penyambut Tamu di Green Bowl Beach


Biaya masuknya sendiri sekitar Rp. 10.000 per orang dan hitungannya pun sebagai retribusi kepada pencalang atau pengelola disana (gue kurang ngerti). Selain monyet, kalian juga akan disambut oleh nenek-nenek yang berjualan kain dan gelang anyaman.. Sedikit tips, kalau kalian gak mau beli apa yang dijual oleh mereka, sebisa mungkin cuekin aja dan usahakan untuk tidak berkomunikasi (kurang ajar juga gue ke nenek-nenek).. Mereka akan terus maksa kalian untuk beli barangnya dan bahkan mengikuti kalian sampai turun ke pantai.. Harus diakui mereka kuat banget untuk naik-turun tebing dan mereka melakukannya setiap hari..

As I said before, gue menyinggung "turun" ke pantai dari sebuah parkiran yang terletak di atas tebing.. Untuk turun ke pantai akan ada sekitar 300-400 anak tangga yang akan menyambut kalian..



Turunnya Enak, Naiknya Gempor..
Ratusan Anak Tangga, Diapit oleh Hutan Lebat di Kiri dan Kanan, dan Gue Gak Bohong..
Sangat Mungkin Perjalanan Naik dan Turun Ditemani oleh Nenek-Nenek Penjual Kain-Gelang yang Terus Nempel


Capek pastinya.. Mata pun juga dituntut untuk waspada terhadap kedatangan monyet-monyet yang dapat "menyerang" dari atas pohon (gue masih trauma pernah dicopet monyet saat di Pura Luhur Uluwatu).. Selain itu mulut pun berulang kali mengatakan "tidak" pada nenek-nenek yang menawarkan dagangannya di sepanjang perjalanan.. Lebih kagum lagi ketika gue melihat orang bule naik-turun tangga ini sambil membawa papan selancar yang gedenya bukan main.. 

Tapi saat kita sampai di bawah, perjuangan itu terbayarkan ! Selamat datang di mangkuk hijau karya Sang Pencipta..


Merefleksikan Sebuah Perjuangan



Batuan Karang Raksasa



Kosong


Tebing karang


Lautan yang sepi


Tebing


Turis


Turis


Goa Karang



Batuan Karang


A Little Pict from My Instagram

Pantai ini memiliki berbagai keunikan.. Di samping letaknya yang jauh di bawah tebing dan tersembunyi oleh hutan, pantai ini juga memiliki batuan karang ukuran besar (yang pastinya gak akan ada di tempat seperti Kuta dan Jimbaran) dan goa tempat ratusan kelelawar beristirahat (dan gue gak menemukan kelelawar tersebut ada di mana).. Pasir pantainya benar-benar putih dan lautnya sendiri bewarna kehijauan.. Garis pantainya pendek dan berbentuk melengkung sehingga tepatlah kontur demikian bila dikombinasikan dengan laut bewarna hijau (katanya karena alga) akan membentuk sebuah mangkuk hijau alias Green Bowl..



Kalau Difoto dari Atas Kayak Begini Bentuknya.. Terlihat Tangga Super Melelahkan Itu
Sumber: https://i.ytimg.com/vi/AB9q2qyWOHQ/maxresdefault.jpg


Turis yang mengunjungi pantai ini benar-benar bisa dihitung dengan jari karena saking sepinya.. Didominasi oleh bule (mungkin Aussie) dan Arab... Indonesian ? Only me :) Oke saatnya pindah pantai lagi, dan perjalanan naik tangga dimulai lagi :(

Tips lagi untuk teman-teman yang akan mengunjungi Pantai ini, ketika sampai di atas atau parkiran setelah melihat pantai, percayalah teman-teman nenek-nenek yang menjual kain dan gelang itu akan beralih profesi menjadi tukang pijat... Ketika mereka tau kalau kalian adalah seorang Indonesian terlebih ketika mereka mendengar kalian mengeluh soal kaki yang pegal (mungkin beda dengan bule yang secara fisik kuat) dan kalian langsung duduk entah di toko-toko maupun lesehan, di saat itulah mereka akan nyamperin kalian dan langsung memberikan "jasanya" alias memijat kalian tanpa ada basa-basi.. Intinya jasa dulu, bayar belakangan guna memunculkan rasa "gak enak" dari dalam diri kalian dan gue mengalaminya.. Pijatannya sendiri gak kerasa sih cuma betis kalian dipencet-pencet aja (gak ada tenaganya) dan atas pijatan yang gak bertenaga itu mereka biasanya minta imbalan Rp 20.000,-.. Kalau gak dikasih ? Bersiaplah untuk dimaki :).. So abis main di pantai, naik tangga, dan kalian gak mau sampai dipaksa untuk mau dipijat, langsung ke mobil aja yak :) (Pengecualian kalau kalian emang mau dipijat, cuma gak recommend aja karena pijatannya kurang afdol)


Blue Point Beach: Titanic, Jack Sparrow, dan Surfing

Setelah menikmati indahnya mangkuk hijau, perjalanan pun dilanjutkan ke sebuah pantai yang bisa dibilang agak ramai dan tersentuh "peradaban". Pastinya pantai ini beda banget dengan green bowl yang memang masih alami.. Pantai ini letaknya berdekatan dengan Pantai Padang-Padang dan bisa dibilang menjadi tempat terbaik kedua untuk surfing setelah Pantai Padang-Padang itu sendiri. Ombak yang kencang dan keindahan pilar-pilar tebing menjadi alasan untuk bermain di pantai ini sekaligus menjadikannya sebagai tempat yang rame dikunjungi oleh bule terutama Aussie dan orang Jepang.. Blue Point Beach..

Hal pertama yang akan dilihat oleh wisatawan di pantai ini ialah deretan kafe dan beach club yang dibangun diatas tebing seperti Single Fin Bali, Delphi Cafe, dsb


Delphi Cafe (Kalau gak salah) dari Atas

Mengingat posisi pantai berada di bawah tebing jadi ya mau gak mau harus naik-turun tangga lagi hanya saja seperti yang gue bilang tadi, pantai ini uda tersentuh peradaban. Kalau di green bowl pemandangan kita di kiri dan kanan saat menuruni tebing adalah hutan maka beda halnya dengan di blue point di mana kita serasa menyusuri gang-gang sempit kota Jakarta saat ingin turun ke pantai. Pemandangan di kiri dan kanan pun tak lain adalah bar, toko, restoran, dan tempat hiburan lain. Tangganya pun ya masih manusiawilah ketimbang tangga di green bowl..

Setelah sampai di pantai kita akan disuguhkan dengan pemandangan tebing-tebing besar yang bahkan dapat membuat gua kecil di bawahnya. It reminds me tentang film Pirates of The Caribbean : Curse of The Black Pearl yang mengambil set di sebuah gua yang berisikan harta karun dan tempat Hector Barbossa mengadakan ritual pelepasan kutukan sebelum dibunuh oleh Jack Sparrow. Bisa dibilang main attraction dari blue point beach ialah gua Jack Sparrow ini..


Jack Sparrow's Cave


Di Bawah Tebing Raksasa


Delphi Cafe dari Bawah Tebing


Beruntungnya saat gue datang laut sedang surut.. Ketika air laut pasang gua tempat orang berjalan-jalan ini bisa dibanjiri oleh air.. Kalau mau hunting saat pasang tetep bagus sih hanya saja kita gak akan bisa mengeksplorasi pantai ini lebih ke dalam lagi. Meski gak bisa dieksplorasi, saat air pasang inilah yang dicari-cari oleh peselancar. Jadilah tempat orang jalan kaki seperti diatas menjadi kolam air yang diisi oleh para penggila ombak.. So I recommend untuk kesana pada saat sore hari, sekaligus melihat indahnya sun set


Saat Air Pasang, Gua Jack Sparrow akan Tenggelam
Sumber : Instagram @explorebali


Dengan merangkak-rangkak dan nyempil di bawah tebing dan gua, akhirnya pantai dan lautan pun terlihat (bisa dibayangkan susahnya bule yang badannya tinggi-tinggi).. As I predicted before, pantai ini agak ramai meski gak seramai Kuta..


Sun Bathing - Even Gak Ada Matahari Sama Sekali


Mencokelat


Mulung


Bertemu Kembali dengan Tebing dan Hutan

Spot yang ramai dengan turis di pantai ini selain gua di bawah tebing ialah seonggok kapal karam yang terbelah dua seperti layaknya kapal Titanic yang termashyur itu...


Terbelah


We Are Enjoying The Cruise :)



Tebing, Pasir, dan Sampah Laut

Dalam beberapa kesempatan gue juga menemukan biota-biota laut yang "terdampar" di pantai ini saat air sedang surut seperti kerang, alga, kepiting (bisa ditemukan sedang bersarang di lubang-lubang kecil batuan karang) dan sekali juga ditemukan ikan gobi yang bisa "berjalan" di darat. 


Pantai Tegal Wangi : Merayakan Indahnya Atmosfer Penuh Cinta..

Waktu menunjukkan pukul 3 sore di Blue Point.. It's time to move ke sebuah pantai terakhir dari safari pantai ini. Niat awal untuk menikmati tenggelamnya matahari di pantai yang super indah ini tapi sialnya cuaca sedang berawan meskipun sempat terik selama 15 menitan... jadi the show must go on, next stop: Pantai Tegal Wangi..

Sebelumnya gak banyak orang yang tau tentang pantai ini.. Di instagram seperti @explorebali atau @balidaily juga kurang banyak merepost foto-foto pengguna instagram yang pernah mengunjungi tempat ini. Gimana caranya gue tau tentang pantai ini ? Before that, I saw my cousin's prewedding photos and I thought "wow" it's cool ! I ask her, "ini shootnya di mana ?" and she said "kalo gak salah namanya Tegal Wangi".. I googled it and I found this "Tegal Wangi".. Akhirnya gue pun mengetahui kalau tempat ini merupakan pantai rahasia para photographer prewedding di Bali !! Tempat ini berhasil ditutupi dan dijaga kerahasiaannya oleh para fotografer guna mendapat set yang ciamik dan pastinya sepi... Pesan gue untuk para fotografer, "Maaf rahasia kalian berhasil gue ketahui :)" * ya meskipun satu dua orang pasti tau lah ada pantai ini*

Lokasi pantainya sendiri benar-benar "mojok" karena harus muterin dulu Ayana Resort (yang sangat terkenal dan mahal itu).. Kadang-kadang orang suka nyasar ke Rock Bar. Masih ada hutan di kiri dan kanan sepanjang perjalanan..

Kalau di Green Bowl kita disambut dengan monyet, di Blue Point disambut dengan kafe, dan di Tegal Wangi kita akan disambut dengan.... pasangan calon pengantin !! (Sungguh unik para penyambut tamu di pantai-pantai ini)... 

Sebagaimana yang gue bilang sebelumnya, Pantai Tegal Wangi merupakan tempat rahasia bagi fotografer untuk dijadikan sebagai set foto  pre-wedding. Satu pasangan calon pengantin biasanya membawa rombongan yang terdiri dari 3 mobil tipe mini-bus. Gue gak tau pembagiannya gimana tapi yang pasti rombongan tersebut terdiri atas si calon pengantin, fotografer dan asistennya (berikut kamera dan perangkatnya), make up, dan wardrobe... Jadi, tempat ini sangat tidak ramah untuk jomblo tapi sangat teramat ramah untuk keperluan hunting.. Percayalah karena tempat ini segitu terpencil dan ditutupi, orang-orang yang main ke pantai ini (diluar foto pre-wedding) lebih sedikit ketimbang jumlah orang yang mengunjungi Green Bowl (Padahal Green Bowl aja udah sepi dan ini lebih sepi lagi)..  

Meski letaknya di bawah tebing akan tetapi teman-teman tidak perlu khawatir karena jalan turun ke pantai ini tidak sepanjang jalan menuju Green Bowl Beach. Namun perlu diingat bahwa kita harus berhati-hati apabila ingin turun ke pantai ini mengingat jalannya sendiri masih berupa jalan setapak alias jalan tanah yang masih alami lengkap dengan rumput dan batu karang, bukannya aspal.. (Gue sendiri bingung ketika ngebayangin calon pengantin yang ingin foto prewedding dengan dress yang panjang.. Gimana cara turunnya yak ? Kita serahkan saja ke yang profesional :D )

Keunikan dari pantai ini kurang lebih sama dengan Green Bowl hanya saja batuan karang lebih mendominasi ketimbag hijaunya pepohonan.. Tempatnya sangat sunset-able hanya sayang banget ketika gue kesini langit sedang penuh dengan awan..



Tegal Wangi dan Batu Karang


Sepanjang Mata Memandang.. Tenangnya :)


Kawah-Kawah Karang


Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk...


Terbilang Sepi untuk Ukuran Pantai



Karang-Karang Raksasa


Hempasan Ombak


Tembok Alam


Rock Bar


Pre-Wedding Photoshoot..
5 Different Couples in The Same Beach (you can count it by yourself)


Ucapan Selamat Tinggal dan Janji untuk Pulang Kembali...
 Bersama Seorang Wanita yang Mungkin Tuhan Takdirkan untuk Diriku
(Alah so ide.. Intinya pengen Pre-Wed disini wkwkwk)


Perjalanan di Tegal Wangi pun harus diakhir.. Ku ucapkan selamat tinggal pada satu lagi maha karya Sang Pencipta berikut atmosfer penuh cinta yang diberikan oleh mereka-mereka yang akan merayakan hari bahagianya..


Warna-Warni Salju di Gusto Gelato

Setelah lelah bermain-main dengan pasir, laut, hutan, dan batuan karang, kini saatnya yang tepat untuk berleha-leha sambil mengistirahatkan kaki yang sudah pegal. Hari pun mulai sore dan diputuskan untuk perjalanan kembali ke Kuta guna keperluan check in hotel. Namun sebelum ke hotel, ada satu tempat nongkrong anak muda maupun turis di Bali yang instagramable dan sering diupload ke insta story. Sebuah toko es krim yang gak pernah sepi dan terletak di kawasan Seminyak... Apa lagi kalau bukan Gusto Gelato

Ketika masuk ke toko es krim ini, teman-teman akan melihat sebuah shop yang interiornya lucu abis... Eya catchy banget pokoknya dengan warna oranye yang mendominasi. Ketika masuk bisa dipastikan teman-teman akan disambut dengan antrian yang panjang karena tempat ini rame-rame bet...
   

Memilih Rasa Es Krim


Seems Legit


Colorful Like Rainbow in The Sky



Tempat yang Super PeWe


Outdoor yang Gak Kalah PeWe Juga


Nyummmm


Nyummmm

Kalau mau menikmati es krim di tempat ini teman-teman tidak diharuskan untuk mengeluarkan uang banyak.. Harganya terjangaku dan ditentukan dari besaran cup yang diinginkan (Kisaran Rp 25.000 - Rp 125.000, tergantung ukuran). Besarnya cup pun juga menentukan berapa rasa es krim yang dapat teman-teman nikmati.. 


Mem-babi di Wahaha Pork Ribs

Malam pun tiba berikut dengan jam makannya. Masih berdekatan dengan Gusto Gelato, pilihan makan malam kali ini pun jatuh ke sebuah tempat yang gue yakin pasti kalian sudah kenal. Sebuah tempat guna membuktikan seberapa rakusnya kalian. Satu hal yang pasti pork ribs atau iga babi menjadi menu wajib bagi mereka yang ke Bali (kecuali bagi muslim maupun agama lain yang melarang makan babi). Iga babi yang dibakar dengan saus barbeque.. Kurang nikmat apa coba... saking nikmatnya kita pun dibuat lupa akan kadar kolestrol dan tensi dalam tubuh kita sendiri (semuanya akan tersingkirkan dengan rasa rakus)... Di Bali ada dua tempat yang sangat terkenal untuk menikmati iga babi yakni Naughty Nuri's dan Wahaha Pork Ribs.. Karena gue uda pernah nyobain Nuri's pada perjalanan gue yang kedua di Bali, maka kali ini Wahaha pun akan gue jajal..

Setelah lama menunggu akhirnya si babi datang juga.. Seksi banget :)
   


Wahaha Pork Ribs



Outdoor Wahaha Pork Ribs


Wahaha Roast Pork Belly
(100% Fat)


Wahaha Pork Ribs

Kalau ke Wahaha wajib banget pesen hidangan babi-nya.. Soal harga, bisa dilihat dari foto gue diatas tentunya gak seterjangkau makan nasi campur.. Satu porsi Pork Ribs aja bisa abis Rp 160.000.. Tapi gue sangat menyarankan agar iga bakar ini tidak dimakan seorang diri karna kenyang banget !! Satu porsi iga bakar bisa dinikmati untuk 4 orang kok (idealnya 2-3 orang) dan bisa milih mau pakai nasi atau kentang.. Selain iga bakar, gue juga berkesampatan untuk nyobain perut babi yang dipanggang... So crunchy dan rasanya makin mantap ketika dicocol pake sambel.. Meskipun crunchy plis banget beware karena minyaknya lebih banyak ketimbang dagingnya.. (Inget kolestrol).. Seporsi pork belly  yang penuh dengan "dosa" ini dihargai sebesar Rp 68.000..

Takut dan gak mau makan babi ? Jangan khawatir, teman-teman bisa kok memesan makan lain baik masakan indonesia seperti nasi goreng, sate, bebek goreng, dsb maupun makanan western seperti pasta.. 


Closing Statement

Makan babi menjadi penutup dari perjalanan ini... Eksplorasi permata di selatan Pulau Bali ini setidaknya mengajarkan banyak hal.. Pertama God is the greatest maestro (jelas), Kedua gue beruntung bisa menemukan harmoni melihat manusia dan alam menjadi satu tanpa perlu harus menyakiti satu sama lain, dan Ketiga you can feel the power of love even elu bukanlah orang yang sedang berbahagia.. Okelah cukup iga babinya... Kembali ke hotel, mandi dengan air panas (karna gak mandi seharian), melemaskan kaki sambil mendengarkan live band berikut musik rocknya di bar hotel.. Sebuah lagu cinta klasik karya Aerosmith menutup hari yang panjang ini..

"I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you baby
And I don't wanna miss a thing..."

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. "Dewa poker" memperkenalkan kata sandi untuk membatasi jumlah pemain yang dapat berpartisipasi dalam setiap turnamen freeroll tertentu. Mainkan bersama kami dan Anda akan selalu mendapatkan akses ke semua jurusan
    UNDUH DAN DAFTAR SEKARANG UNTUK MENDAPATKAN BONUS ANDA sebagai bagian dari komunitas poker terbaik di internet !!! dengan pengaturan yang mudah dan cara bermain yang sangat sangat mudah dan menyenangkan !!! <<< Link Alternatif Dewa Poker >>>

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novena Tiga Salam Maria: Mukjizat Bunda Maria Menyertai Kita !! (Gw saksi hidupnya brow !!)

Panduan Menulis Esai Untuk Mahasiswa Baru

[BEDAH LAGU]: Chrisye - Kisah Kasih di Sekolah (2002)