[FOTOGRAFI AMATIR]: Hunting di Singapura - Part 3 !!
(Untuk part-2 nya silahkan di cek di link ini)
Wajah Oriental Negeri Singa
Wajah Oriental Negeri Singa
Pada post part-3 ini, gw akan menampilkan sejumlah foto-foto yang merepresentasikan perjalanan gw dalam menelusuri wajah masyarakat Singapura. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa mayoritas penduduk Singapura beretnis Tionghoa.. Sekitar 60-70% kalau tidak salah. Bisa disimpulkan bahwa jika kita ingin melihat bagaimana wajah masyarakat berikut kebudayaan di Singapura, maka kita bisa mengunjungi kawasan Chinatown. Kalau di Jakarta, daerah Chinatown ya seperti daerah Glodok itu... Untuk aksesnya sendiri bisa dengan MRT (turun di stasiun Chinatown) maupun bis.
Menengok Sang Guru
Tujuan utama gw ke Chinatown adalah untuk mengunjungi Buddha Tooth Relic Temple and Museum, salah satu ikon wisata spiritual di Singpaura. Sesuai namanya, wihara buddha yang satu ini terkenal akan relik gigi sang buddha yang masih utuh dan terawat dengan baik sampai saat ini. Disamping gigi buddha, arsitektur wihara ini juga indah dan mengingatkan gw pada arsitektur kuil-kuil Shinto saat kunjungan ke Jepang 2 tahun yang lalu (silahkan cek post-post gw di tahun 2014 :D) yang warna cat merahnya khas banget..
Buddha Tooth Relic Temple and Museum
Struktur
Mengingat tempat ini merupakan sebuah wihara atau tempat ibadah, maka kita harus hormat dan sopan saat memasuki tempat ini sekaligus agar umat yang sedang beribadah tidak terganggu. Di wihara ini, setiap pengunjung yang tidak memakai celana panjang harus menggunakan kain atau sarung untuk menutupi kakinya, sama seperti ketika kita mengunjungi pura-pura hindu di Bali. Tapi tenang saja, wihara sudah menyediakan sarung untuk dipakai oleh wisatawan. Mengingat pula bahwa banyak wisatawan bule yang kerap kali berpakaian agak "terbuka" (terutama memakai celana pendek) yang mengunjungi tempat ini.
Saat memasuki wihara, kita akan disambut dengan kemegahan patung buddha maupun dewa-dewi tiongkok yang diletakan dengan sebuah aula bernuasa emas dan merah.
Sambutan Pertama Bagi Setiap Pengunjung
Selepas Ibadah
Zoom Sedikit
Sudut Tembok dengan Ribuan Buddha
Para Dewa
Golden Buddha
B/W Hall
Hangatnya Kasih Sang Mahaguru
Foto-foto tersebut baru di lantai dasarnya saja. Masih banyak sudut-sudut dari wihara yang megah ini untuk disusuri. Kalau tidak salah bangunan ini terdiri dari lantai dasar, 4 lantai, dan taman di atap wihara. Relik gigi buddhanya sendiri terletak di lantai 4.
Ketika tiba di lantai 4, harapan untuk memotret gigi buddha tersebut ternyata tidak dapat terlaksana mengingat adanya larangan untuk mengambil foto di lantai 4. Wihara ini "mensakralkan" lantai 4 dan menjadikannya 100% tempat ibadah, bukan sekedar tempat wisata. Selian untuk berdoa dihadapan gigi buddha, lantai 4 juga dikhususkan bagi umat untuk melakukan meditasi. Jadi karena lantai ini sangat dikhususkan untuk beribadah, maka kita harus menghormati umat yang beribadah sekaligus menghormati sang Buddha yang direpresentasikan dengan relik giginya.
Gw akan coba gambarkan seperti apa lantai 4 itu.... Jadi ruangan di Lantai 4 itu berbentuk persegi dan beralaskan karpet. Di depan pintu masuk ruangan terdapat kotak berisikan koin emas dan setiap koin emas bernilai $S 10. Koin emas ini merupakan bentuk sumbangan dari umat dan setiap koin emas dituliskan nama (entah itu nama donatur, nama keluarga donatur, nama pacar donatur, dsb) yang akan di doakan setiap 2x sehari oleh para biksu. Di ketiga sisi temboknya ada tempat untuk meletakkan patung buddha dan menurut kepercayaan agama buddha, setiap shio memiliki buddhanya masing-masing (misalnya orang bershio tikus punya buddhanya. Begitu pula dengan yang bershio harimau, dsb). Patungnya sendiri berjumlah sekitar 300 dari hasil sumbangan umat. Di sisi kiri ruangan terdapat tempat meditasi. Relik gigi buddhanya sendiri diletakan di suatu kotak emas yang indah sekali hiasannya dan umat/pengunjung dipisahkan dengan suatu tembok dari relik gigi buddha. Jaraknya sangat jauh sehingga gw sendiri tidak bisa melihat bentuk gigi buddhanya secara langsung. Namun untuk menggambarkan seperti apa wujud relik gigi buddha itu, wihara sudah menyediakan dua buah televisi flat screen yang menampilkan gambar dari relik gigi buddha. Memang susah menggambarkannya dan kalau penasaran dan untuk memperjelas penjelasan gw ini, silahkan berkunjung sendiri ke Buddha Tooth Relic Temple and Museum di Singapura.
Setelah mengagumi relik gigi buddha, ada satu tempat lagi di wihara yang harus dikunjungi yakni taman yang dibangun diatas wihara. Banyak hal-hal menarik di lantai teratas ini seperti ribuan patung buddha dan sebuah gelondongan kayu yang bisa diputar-putar (entah apa maksudnya)..
Lorong Merah
Ribuan Patung Buddha
Taman Wihara
Paviliun
Rolling Barrel
90xxx
Sisi Lain Taman
Setelah puas melihat-melihat lantai atas, kunjungan di Buddha Tooth Relic Temple and Museum pun harus disudahi.. Terdapat satu dua hal menarik yang dapat dijumpai saat keluar dari pintu belakang wihara..
Masih ada ibadah
Monks
Sebuah Doa
Pancuran Air
Mengalir
B/W Fountain
Lampion
Tampak Belakang Wihara
Jalan-jalan di Buddha Tooth Relic Temple and Museum pun diakhir dengan santap siang di sebuah tempat perbelanjaan di belakang temple dengan menu makanan khas Singapura yakni:
Bak Kut Teh..
Semacam sop iga "babi"
Food Court di Sebuah Department Store
(Belakang Buddha Tooth Relic Temple and Museum)
The Famous Smith Street
Salah satu spot terkenal dan mahal di Chinatown adalah Smith Street. Spot ini merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh para penikmat kuliner khususnya bagi mereka yang ingin menikmati Singapore's Chili Crab. Siap-siap juga untuk mengeluarkan kocek dalam jumlah besar jika ingin menikmati kelezatan chili crab... Untungnya karena makan siang Bak Kut Teh, perut ini sudah cukup terisi untuk tidak tergoda dengan chili crab, meskipun tetap aja mata tergoda untuk menikmati lezatnya bumbu saus chili crab. Selain chili crab, kawasan Smith Street juga merupakan tempat yang tepat untuk menikmati kelezatan Seafood khas Singapura maupun Chinese Food lainnya.
Smith Street
Restoran, Kafe, dan Kaki Lima
Barisan Meja Makan
Jam Makan Siang Para Wisatawan
Pilar-Pilar yang Menjadi Ciri Khas Smith Street
Yang Lain-Lain di Chinatown
Selepas dari Smith Street, terdapat pula beberapa tempat yang menarik untuk dijadikan spot foto mengingat kawasan Chinatown itu unik banget.. Setiap sudut kawasan ini memiliki hal yang menarik untuk diabadikan..
Deretan Toko di Belakang Buddha Tooth Relic Temple and Museum
Keramaian di Depan Wihara
Sri Mariamman Temple
Kuil Hindu yang Terletak Persis di Sebelah Buddha Tooth Relic and Temple Museum
Sebuah Harmonisasi dan Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama
Menantang Matahari
Sri Mariamman B/W
Warna-Warni Bangunan Gaya Jadul
People's Park Centre
Chinatown Point
Perjalanan di Chinatown pun berakhir. Makan malam pun dihabiskan dengan menyantap semacam mie bakso ikan (ada otak-otak Singapura juga) di Far East Plaza, sebuah pusat perbelanjaan di Orchard Road.. Secangkir teh tarik juga menemani makan malam setelah perjalanan panjang di Chinatown.
Mie Bakso Ikan dan Teh Tarik
Demikianlah tulisan di Singapura bagian ketiga ini... Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa di tulisan terakhir tentang perjalanan di Singapura... Bocoran tulisan berikutnya: KAPITALIS...
Komentar
Posting Komentar