Mereka yang Dulu Berambisi Menjadi Calon Presiden 2014
Balik lagi brow di blog gw.. Mengingatkan lagi kita mao pesta demokrasi tanggal 9 Juli 2014 yakni pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.. Tentu aja lu tau brow ada 2 kandidat Capres-Cawapres yakni nomor urut 1: Prabowo-Hatta, dan nomor urut 2: Jokowi-JK.. Jadi jangan lupa nyoblos tanggal 9 ya brow buat Indonesia yang lebih baik..
Ngomongin soal Capres dan masih dalam suasana Pilpres, berikut gw tampilkan 3 orang yang pernah berambisi jadi Capres.. Mereka orang yang dahulu berkoar-koar di media massa, nyari sensasi atas statement mao jadi Capres..
Siapa aja mereka ? berikut rangkumannya...
1. Eyang Subur
Masih inget sama Eyang kan brow ?? Orang yang pada awal-pertengahan 2013 kemaren jadi perbincangan banyak orang terkait perseteruannya dengan Adi Bing Slamet dan muridnya yang laen semacem Ariya Wiguna.. Si Eyang juga populer karena punya 9 istri serta harta kekayaan yang bisa dibilang banyak..
Jadi brow, di tengah panasnya kasus perseteruan Eyang Subur - Adi Bing beserta muridnya yang lain, si Eyang pernah buaDiant sensasi atas pernyataannya mao jadi Capres. Entah nyari sensasi suapaya dia makin populer ato berusaha mengalihkan perhatian publik atas kasusnya dengan Adi Bing, gw kurang tau, cuma si Eyang yang tau...
Tapi alasan pernyataan si Eyang ini sederhana, karena pemimpin negara saat ini kurang perhatian sama rakyat.. Menurut Eyang, pemerintah memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri, tapi tidak peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Eyang Subur merasa dirinya terpanggil untuk menyejahterakan rakyat bila ia diberi amanah untuk menjadi Presiden.
Eyang mengaku ia mendapat dukungan terutama dari organisasi masyarakat setempat (tempat tinggal Eyang), cuman brow, dukungan dari ormas dan pendukungnya tetep gak ada apa-apanya karena kalo mao jadi Presiden kan yang milih seluruh rakyat Indonesia..
Lalu apa reaksi Adi Bing Slamet atas pernyataan gurunya yang mao jadi Capres ? "Yang milih tuyul, setan, kutilanak, gederuwo.. Tuh mereka yang milih, geng setan.. Orang gila kok mao jadi Capres ?" kata Adi Bing sambil meledek.
2.Rhoma Irama
Diantara sekian orang yang berambisi jadi Capres, nama Rhoma Irama bisa dibilang paling berhasil dalam usaha jadi Capres. Sang raja dangdut bahkan digaet menjadi Capres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Diusungnya Rhoma Irama menjadi Capres berdampak positif bagi PKB, dimana partai ini berhasil memperoleh 11.298.957 suara (9,04%), menjadi partai dengan suara terbanyak kelima setelah PDIP, Golkar, Gerindra, dan Demokrat. (Data resmi KPU). Keberhasilan PKB dikenal sebagai Rhoma Effect, dimana Capres yang diusung Rhoma Irama berpengaruh pada dipilihnya PKB oleh pendukung Rhoma Irama (efek pemimpin brow)..
Namun, keberhasilan PKB tidak serta merta menjadi keberhasilan bagi Rhoma Irama, pasalnya PKB mendukung koalisi PDIP dengan Jokowi-JK sebagai Capres-Cawapres untuk maju di Pilpres 2014. Rhoma Irama merasa dirinya dijadikan "alat" oleh PKB untuk menggalang suara. Keluarnya Rhoma dari PKB, berdampak pada keluarnya pula pendukung dan fans Rhoma Irama dari PKB.. Ketika sang raja dangdut mendukung poros Prabowo-Hatta, pendukungnya diperkirakan akan mendukung Prabowo-Hatta pula.
Begitulah politik brow, gak terduga, dan kejam....
Oh ya, balik lagi brow, sebenernya nama Rhoma Irama yang mao jadi Capres uda terdengar jauh-jauh hari sebelum tahun 2014. Di tahun 2012 isu bang haji mao jadi Capres uda muncul. Pada awal-awal pernyataannya ini, bang haji dapet cibiran brow, terutama berkaitan dengan dukungannya pada Foke-Nara pada Pilgub DKI Jakarta, dimana bang haji mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA pada pasangan Jokowi-Ahok (terutama Ahok brow). Kejadian ini membuat bang Rhoma Irama dikatain abis-abisan brow pada masa ini. "Masa Capres kok rasis ?? " demikian yang kerap diutarakan masyarakat.
Balik lagi ke tahun 2014, Rhoma Irama banyak diundang ke acara TV brow, dan bahkan ia sempat diliput media asing sebagai "artis yang mau menjadi Presiden". Popularitas Rhoma meningkat pesat, menumbuhkan harapan pendukungnya, meski berakhir dengan kekecewaan.
Andai Rhoma Irama nyapres dan menang merebut kursi RI 1, ia akan mengikuti jejak mantan presiden Amerika Serikat, Ronald Reagen. Dari artis jadi Presiden. Tapi sayang, gagal...
3.Farhat Abbas
Terus terang brow, diantara tiga orang pertama yang gw tampilkan di post ini, Farhat Abbas merupakan orang yang paling cocok untuk memimpin bangsa dengan menjadi Presiden (kalo kandidatnya cuma Eyang, Rhoma, sama Farhat loh brow *sedih amet*) Secara, Farhat Abbas merupakan orang yang paling intelek di antara ketiga orang ini. Lw tau sendiri brow, Farhat Abbas seorang advokat/pengacara ternama, berhasil membebaskan beberapa terpidana hukuman mati, dan yang paling penting dapet gelar S3. Ilmu hukum yang dikuasai Farhat lebih berguna untuk memimpin bangsa ketimbang ilmu dukun si Eyang, dan lagu-lagu bang haji.
Namun, lw tau sendiri si Farhat gimana brow.. Suka ngomong yang macem-macem, suka buat kontroversi, suka nyari 1., dsb. Hal inilah yang menjadi nilai negatif (sangat negatif) untuk seorang Farhat Abbas. Pernyataannya tentang "sumpah pocong" untuk menghilangkan kasus korupsi di negeri ini tentu sangat tidak rasional. Tapi ya itulah Farhat.
Sebelum Pileg April kemaren, Farhat berkoar-koar mao nyapres, bahkan sempet ada spanduknya. Tapi betapa kagetnya gw mengetahui Farhat Abbas menjadi Calon Legislatif (DPR-RI) di Dapil gw (Jakarta Barat-Jakarta Utara-Kep.Seribu) dari Partai Demokrat. Dari Capres jadi Caleg. Dalam pemilu legislatif, Farhat gagal mendapat kursi di Senayan karena hanya mendapat 2.986 suara. Meski gagal, Farhat tetap berambisi mao jadi Capres (entah sampai kapan)
Uniknya brow, Farhat Abbas dan ambisinya jadi Capres, serta keikut sertaannya sebagai Caleg muncul di tengah isu panas rumah tangganya dengan Nia Daniati berikut kasus perselingkuhannya dengan Regina. Entah politik menjadi alat pengalih perhatian atau ada alasan lain, hanya Farhat yang tahu.
Oke brow, tadi gw uda ngebahas soal orang-orang dari kalangan sipil, yang gak punya pengalaman politik sama sekali, gak pernah ngejabat posisi politik, tapi berkoar-koar mao nyapres demi sensasi dan popularitas semata. Kali ini gw bakil ngasih rangkuman tentang mereka yang berpotensi jadi Capres dan punya pengalaman politik. Siapa aja mereka ?
1.Aburizal Bakrie
Mantan Menkokesra di era pertama presiden SBY yang juga menjadi ketua umum partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie (ARB) mendeklarasikan dirinya sebagai bakal Capres dari partai berlambang pohon beringin ini pada tanggan 29 Juni 2012, kira-kira 2 tahun sebelum Pemilu. Sejak deklarasinya, ARB sering tampil di berbagai media massa, mengkampanyekan partai Golkar. Hasilnya pun memuaskan, Golkar berada di urutan kedua Pileg 2014.
Setelah hasil Pileg keluar, ARB dan Golkar mulai mencari/membentuk koalisi dengan Parpol lainnya untuk memenangi Pilpres. Pada masa pembentukan koalisi ini, ARB pernah mendekati kubu PDIP sebagai pemenang pemilu, meski PDIP mempunyai Capres sendiri yakni Joko Widodo. ARB juga pernah mendekati kubu Gerindra, namun Prabowo telah diusung sebagai Capres partai berlambang garuda ini. Dalam upayanya mendekati kedua partai besar ini, ARB rela menjadi Cawapres Jokowi maupun Prabowo jika bergabung dengan salah satu koalisi tersebut. Masih berusaha menjadi Capres, ARB mendekati kubu Demokrat yang kala itu belum menentukan koalisi serta SBY yang tidak mungkin menjadi Capres periode 2014-2019. Namun usaha ARB dalam mendekati Demokrat gagal karena kala itu, Demokrat bersikap netral dalam koalisi (meski nantinya bergabung dalam poros Prabowo-Hatta).
Seperti lw ketahui brow, pada akhirnya ARB dan Golkar bergabung dalam poros Gerindra, dan gagal menjadi Cawapres Prabowo. ARB pun hanya menjadi pendukung kemenangan Prabowo-Hatta berikut dukungan Golkar pada poros ini. Jika Prabowo-Hatta menang, ada kemungkinan ARB ditawari posisi menteri. Jika Prabowo-Hatta kalah, ARB hanya bisa mengharapkan kubu Jokowi-JK memberinya kursi menteri, meski kemungkinannya kecil.
ARB, dari Capres, menjadi Cawapres, dan menjadi bukan siapa-siapa (kembali lagi brow, politik memang kejam)
2.Win-HT
Masih inget sama pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (Win-HT) yang selalu muncul di stasiun TV milik MNC Group ? Pasangan yang diusung partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) tanggal 2 Juli 2013 menjadi pasangan Capres-Cawapres pertama, namun menjadi pasangan yang pertama kali bubar menjelang Pilpres. Mereka menyatakan diri sebagai pasangan ideal mengingat Wiranto merupakan orang yang berpengalaman dalam TNI, tahu birokrasi dan politik, sementara Hary Tanoe merupakan pengusaha sukses, berpengalaman dalam bidang ekonomi dan moneter.
Dengan kekuatan media yang dimiliki Hary Tanoe, pasangan ini mengampanyekan diri beserta partai HANURA secara besar-besaran, baik di MNC TV, RCTI, maupun Global TV. Pasangan ini membuat reality show (terutama aksi "Wiranto Menyamar"), membuat lagu sendiri, dan pernah tampil di sinetron produksi MNC Group. Semua mereka lakukan demi memenangkan Pileg dan menjaring popularitas sebesar-besarnya. Pada masa kampanye legislatif, keduanya kerap mengadakan kampanye besar-besaran di berbagai daerah berikut makin intensnya iklan kampanye mereka di media.
Namun amat disayangkan, segala daya dan dana yang mereka kerahkan untuk HANURA di Pileg sia-sia mengingat parta ini hanya mendapat 5-6 % suara, menempati peringkat 10 dari 12 partai peserta pemilu legislatif. Otomatis HANURA tidak dapat mengusung Win-HT dan harus mencari koalisi untuk memenangi Pilpres. Kegagalan HANURA disinyalir menjadi penyebab mundurnya Hary Tanoe dari partai ini dan bergabung menjadi pendukung pasangan Prabowo-Hatta. Sementara Wiranto yang masih menjabat sebagai ketua umum HANURA, membawa partainya ke kubu Jokowi-JK.
Kesimpulannya, pasangan Win-HT pecah karena beda dukungan Capres dan kegagalan HANURA.
Oke deh brow sudah dulu.. Sekian post gw kali ini dalam menyambut pesta demokrasi. Kiranya tanggal 9 nanti, kita bisa memilih Presiden-Wakil Presiden yang tepat demi kemajuan bangsa dan negara 5 tahun mendatang.
Terima kasih brow :)
Ngomongin soal Capres dan masih dalam suasana Pilpres, berikut gw tampilkan 3 orang yang pernah berambisi jadi Capres.. Mereka orang yang dahulu berkoar-koar di media massa, nyari sensasi atas statement mao jadi Capres..
Siapa aja mereka ? berikut rangkumannya...
1. Eyang Subur
Masih inget sama Eyang kan brow ?? Orang yang pada awal-pertengahan 2013 kemaren jadi perbincangan banyak orang terkait perseteruannya dengan Adi Bing Slamet dan muridnya yang laen semacem Ariya Wiguna.. Si Eyang juga populer karena punya 9 istri serta harta kekayaan yang bisa dibilang banyak..
Jadi brow, di tengah panasnya kasus perseteruan Eyang Subur - Adi Bing beserta muridnya yang lain, si Eyang pernah buaDiant sensasi atas pernyataannya mao jadi Capres. Entah nyari sensasi suapaya dia makin populer ato berusaha mengalihkan perhatian publik atas kasusnya dengan Adi Bing, gw kurang tau, cuma si Eyang yang tau...
Tapi alasan pernyataan si Eyang ini sederhana, karena pemimpin negara saat ini kurang perhatian sama rakyat.. Menurut Eyang, pemerintah memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri, tapi tidak peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Eyang Subur merasa dirinya terpanggil untuk menyejahterakan rakyat bila ia diberi amanah untuk menjadi Presiden.
Eyang mengaku ia mendapat dukungan terutama dari organisasi masyarakat setempat (tempat tinggal Eyang), cuman brow, dukungan dari ormas dan pendukungnya tetep gak ada apa-apanya karena kalo mao jadi Presiden kan yang milih seluruh rakyat Indonesia..
Lalu apa reaksi Adi Bing Slamet atas pernyataan gurunya yang mao jadi Capres ? "Yang milih tuyul, setan, kutilanak, gederuwo.. Tuh mereka yang milih, geng setan.. Orang gila kok mao jadi Capres ?" kata Adi Bing sambil meledek.
2.Rhoma Irama
Diantara sekian orang yang berambisi jadi Capres, nama Rhoma Irama bisa dibilang paling berhasil dalam usaha jadi Capres. Sang raja dangdut bahkan digaet menjadi Capres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Diusungnya Rhoma Irama menjadi Capres berdampak positif bagi PKB, dimana partai ini berhasil memperoleh 11.298.957 suara (9,04%), menjadi partai dengan suara terbanyak kelima setelah PDIP, Golkar, Gerindra, dan Demokrat. (Data resmi KPU). Keberhasilan PKB dikenal sebagai Rhoma Effect, dimana Capres yang diusung Rhoma Irama berpengaruh pada dipilihnya PKB oleh pendukung Rhoma Irama (efek pemimpin brow)..
Namun, keberhasilan PKB tidak serta merta menjadi keberhasilan bagi Rhoma Irama, pasalnya PKB mendukung koalisi PDIP dengan Jokowi-JK sebagai Capres-Cawapres untuk maju di Pilpres 2014. Rhoma Irama merasa dirinya dijadikan "alat" oleh PKB untuk menggalang suara. Keluarnya Rhoma dari PKB, berdampak pada keluarnya pula pendukung dan fans Rhoma Irama dari PKB.. Ketika sang raja dangdut mendukung poros Prabowo-Hatta, pendukungnya diperkirakan akan mendukung Prabowo-Hatta pula.
Begitulah politik brow, gak terduga, dan kejam....
Oh ya, balik lagi brow, sebenernya nama Rhoma Irama yang mao jadi Capres uda terdengar jauh-jauh hari sebelum tahun 2014. Di tahun 2012 isu bang haji mao jadi Capres uda muncul. Pada awal-awal pernyataannya ini, bang haji dapet cibiran brow, terutama berkaitan dengan dukungannya pada Foke-Nara pada Pilgub DKI Jakarta, dimana bang haji mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA pada pasangan Jokowi-Ahok (terutama Ahok brow). Kejadian ini membuat bang Rhoma Irama dikatain abis-abisan brow pada masa ini. "Masa Capres kok rasis ?? " demikian yang kerap diutarakan masyarakat.
Balik lagi ke tahun 2014, Rhoma Irama banyak diundang ke acara TV brow, dan bahkan ia sempat diliput media asing sebagai "artis yang mau menjadi Presiden". Popularitas Rhoma meningkat pesat, menumbuhkan harapan pendukungnya, meski berakhir dengan kekecewaan.
Andai Rhoma Irama nyapres dan menang merebut kursi RI 1, ia akan mengikuti jejak mantan presiden Amerika Serikat, Ronald Reagen. Dari artis jadi Presiden. Tapi sayang, gagal...
3.Farhat Abbas
Terus terang brow, diantara tiga orang pertama yang gw tampilkan di post ini, Farhat Abbas merupakan orang yang paling cocok untuk memimpin bangsa dengan menjadi Presiden (kalo kandidatnya cuma Eyang, Rhoma, sama Farhat loh brow *sedih amet*) Secara, Farhat Abbas merupakan orang yang paling intelek di antara ketiga orang ini. Lw tau sendiri brow, Farhat Abbas seorang advokat/pengacara ternama, berhasil membebaskan beberapa terpidana hukuman mati, dan yang paling penting dapet gelar S3. Ilmu hukum yang dikuasai Farhat lebih berguna untuk memimpin bangsa ketimbang ilmu dukun si Eyang, dan lagu-lagu bang haji.
Namun, lw tau sendiri si Farhat gimana brow.. Suka ngomong yang macem-macem, suka buat kontroversi, suka nyari 1., dsb. Hal inilah yang menjadi nilai negatif (sangat negatif) untuk seorang Farhat Abbas. Pernyataannya tentang "sumpah pocong" untuk menghilangkan kasus korupsi di negeri ini tentu sangat tidak rasional. Tapi ya itulah Farhat.
Sebelum Pileg April kemaren, Farhat berkoar-koar mao nyapres, bahkan sempet ada spanduknya. Tapi betapa kagetnya gw mengetahui Farhat Abbas menjadi Calon Legislatif (DPR-RI) di Dapil gw (Jakarta Barat-Jakarta Utara-Kep.Seribu) dari Partai Demokrat. Dari Capres jadi Caleg. Dalam pemilu legislatif, Farhat gagal mendapat kursi di Senayan karena hanya mendapat 2.986 suara. Meski gagal, Farhat tetap berambisi mao jadi Capres (entah sampai kapan)
Uniknya brow, Farhat Abbas dan ambisinya jadi Capres, serta keikut sertaannya sebagai Caleg muncul di tengah isu panas rumah tangganya dengan Nia Daniati berikut kasus perselingkuhannya dengan Regina. Entah politik menjadi alat pengalih perhatian atau ada alasan lain, hanya Farhat yang tahu.
Oke brow, tadi gw uda ngebahas soal orang-orang dari kalangan sipil, yang gak punya pengalaman politik sama sekali, gak pernah ngejabat posisi politik, tapi berkoar-koar mao nyapres demi sensasi dan popularitas semata. Kali ini gw bakil ngasih rangkuman tentang mereka yang berpotensi jadi Capres dan punya pengalaman politik. Siapa aja mereka ?
1.Aburizal Bakrie
Mantan Menkokesra di era pertama presiden SBY yang juga menjadi ketua umum partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie (ARB) mendeklarasikan dirinya sebagai bakal Capres dari partai berlambang pohon beringin ini pada tanggan 29 Juni 2012, kira-kira 2 tahun sebelum Pemilu. Sejak deklarasinya, ARB sering tampil di berbagai media massa, mengkampanyekan partai Golkar. Hasilnya pun memuaskan, Golkar berada di urutan kedua Pileg 2014.
Setelah hasil Pileg keluar, ARB dan Golkar mulai mencari/membentuk koalisi dengan Parpol lainnya untuk memenangi Pilpres. Pada masa pembentukan koalisi ini, ARB pernah mendekati kubu PDIP sebagai pemenang pemilu, meski PDIP mempunyai Capres sendiri yakni Joko Widodo. ARB juga pernah mendekati kubu Gerindra, namun Prabowo telah diusung sebagai Capres partai berlambang garuda ini. Dalam upayanya mendekati kedua partai besar ini, ARB rela menjadi Cawapres Jokowi maupun Prabowo jika bergabung dengan salah satu koalisi tersebut. Masih berusaha menjadi Capres, ARB mendekati kubu Demokrat yang kala itu belum menentukan koalisi serta SBY yang tidak mungkin menjadi Capres periode 2014-2019. Namun usaha ARB dalam mendekati Demokrat gagal karena kala itu, Demokrat bersikap netral dalam koalisi (meski nantinya bergabung dalam poros Prabowo-Hatta).
Seperti lw ketahui brow, pada akhirnya ARB dan Golkar bergabung dalam poros Gerindra, dan gagal menjadi Cawapres Prabowo. ARB pun hanya menjadi pendukung kemenangan Prabowo-Hatta berikut dukungan Golkar pada poros ini. Jika Prabowo-Hatta menang, ada kemungkinan ARB ditawari posisi menteri. Jika Prabowo-Hatta kalah, ARB hanya bisa mengharapkan kubu Jokowi-JK memberinya kursi menteri, meski kemungkinannya kecil.
ARB, dari Capres, menjadi Cawapres, dan menjadi bukan siapa-siapa (kembali lagi brow, politik memang kejam)
2.Win-HT
Masih inget sama pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (Win-HT) yang selalu muncul di stasiun TV milik MNC Group ? Pasangan yang diusung partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) tanggal 2 Juli 2013 menjadi pasangan Capres-Cawapres pertama, namun menjadi pasangan yang pertama kali bubar menjelang Pilpres. Mereka menyatakan diri sebagai pasangan ideal mengingat Wiranto merupakan orang yang berpengalaman dalam TNI, tahu birokrasi dan politik, sementara Hary Tanoe merupakan pengusaha sukses, berpengalaman dalam bidang ekonomi dan moneter.
Dengan kekuatan media yang dimiliki Hary Tanoe, pasangan ini mengampanyekan diri beserta partai HANURA secara besar-besaran, baik di MNC TV, RCTI, maupun Global TV. Pasangan ini membuat reality show (terutama aksi "Wiranto Menyamar"), membuat lagu sendiri, dan pernah tampil di sinetron produksi MNC Group. Semua mereka lakukan demi memenangkan Pileg dan menjaring popularitas sebesar-besarnya. Pada masa kampanye legislatif, keduanya kerap mengadakan kampanye besar-besaran di berbagai daerah berikut makin intensnya iklan kampanye mereka di media.
Namun amat disayangkan, segala daya dan dana yang mereka kerahkan untuk HANURA di Pileg sia-sia mengingat parta ini hanya mendapat 5-6 % suara, menempati peringkat 10 dari 12 partai peserta pemilu legislatif. Otomatis HANURA tidak dapat mengusung Win-HT dan harus mencari koalisi untuk memenangi Pilpres. Kegagalan HANURA disinyalir menjadi penyebab mundurnya Hary Tanoe dari partai ini dan bergabung menjadi pendukung pasangan Prabowo-Hatta. Sementara Wiranto yang masih menjabat sebagai ketua umum HANURA, membawa partainya ke kubu Jokowi-JK.
Kesimpulannya, pasangan Win-HT pecah karena beda dukungan Capres dan kegagalan HANURA.
Oke deh brow sudah dulu.. Sekian post gw kali ini dalam menyambut pesta demokrasi. Kiranya tanggal 9 nanti, kita bisa memilih Presiden-Wakil Presiden yang tepat demi kemajuan bangsa dan negara 5 tahun mendatang.
Terima kasih brow :)
sangat berfaedah artikelnya, semoga masyarakat lebih sadar politik, dan bisa menyikapi isu-isu nasional dengan lebih bijak.
BalasHapus